13 Jun 2013

Orang Pintar Gunakan Hak Pilih.

Jika anda dihadapkan di sebuah meja dengan 10 minuman disana:
  1. 1. Air Limbah
  2. 2. Insektisida (obat nyamuk)
  3. 3. Air Sungai berlumpur
  4. 4. Air Aki
  5. 5. Air Kencing
  6. 6. Air Liur
  7. 7. Air bekas Cucian piring
  8. 8. Air Got
  9. 9. Air Asam
  10. 10. Cairan Timah Mendidih
Kira-kira anda akan meminum air yang mana?


 memilih



Ya, saya yakin anda takkan mau memilih satu pun. Sayangnya, mau tidak mau anda harus meminum salah satu. Jika tidak memilih, maka seseorang akan memilihkannya untuk anda dan memaksa anda meminumnya dengan cara apapun.

Meski anda protes, meski anda mencaci maki minuman itu, meski anda mengajak ribuan orang lain untuk protes agar tidak memilih dan meminum, anda tak punya daya apapun untuk menghentikannya. Anda tetap harus minum apapun yang YANG DIPILIHKAN untuk anda.

Mas/Mba Berrrooooh…
Demokrasi di negeri ini adalah seperti gambaran di atas. Banyak orang yang merasa menjadi seorang pahlawan ketika berkata, SAYA GOLPUT. Banyak yang merasa SUCI dan HEBAT ketika dia mengatakan SAYA NETRAL, TIDAK MEMILIH PARTAI MANAPUN.

Padahal apa yang terjadi?
Ketika anda tidak memilih, maka mau tidak mau akan terpilih juga orang2 yang belum tentu baik menurut anda. Akan terpilih orang2 yang justru membahayakan nyawa anda. Masih untung jika minuman yang disajikan adalah Air liur atau air sungai berlumpur. Kita mungkin hanya mual saja karena jijik. Tapi bagaimana kalau yang terpilih adalah Air Aki atau Timah mendidih? Apa jadinya tubuh kita?

Berrrooooh..
Kita mungkin kecewa dengan partai-partai. Kita mungkin kecewa dengan anggota dewan kita yang korupsi. Tapi coba lihat lagi lebih dekat. Ada ratusan anggota dewan di sana. Apakah semuanya korupsi? Ternyata tidak. Apakah semuanya maksiat? Oh ternyata hanya beberapa. Apakah semuanya busuk? Ternyata hanya beberapa saja.

Air sungai berlumpur jika kita endapkan sebentar dan biarkan dengan sabar, bisa jadi akan menjadi air sungai yang jernih. Yang bisa kita minum dengan segar dan tanpa rasa jijik.
Anggota dewan yang saat ini ada di senayan mungkin tak terlihat karena begitu banyak politisi busuk di dalam sana. Tugas kita adalah menentukan siapa saja yang berhak duduk disana. Bagaimana cara menentukannya? Kita di beri kesempatan 5 tahun sekali untuk menentukan.
Dan apakah kita lalu menyia-nyiakan kesempatan itu? Membiarkan orang2 busuk terpilih lagi gara-gara suara kita tak terpakai?

Ingin tahu bagaimana mereka bisa terpilih?
Misalnya pemilih berjumlah 30 orang, dengan 3 calon. Maka masing2 calon akan bisa masuk senayan jika mendapatkan 10 suara. Itu namanya bilangan pembagi.
Nah, jika ada 6 orang saja tdk memilih, maka jumlah bilangan pembagi hanya 8. Artinya, jika ada calon yg mendapatkan 9 suara, dia justru jadi terpilih gara2 ada 6 orang yang enggan memilih. Karena bilangan pembaginya cuma 8.
Semakin kecil bilangan pembagi, maka akan semakin mudah seorang politisi busuk duduk di dewan. Bayangkan, bilangan pembagi itu biasanya cuma 10 ribuan. Dengan modal 1 milyar saja, dia bisa mendapatkan 10 ribu suara. Cukup bagi2 duit 100rb kepada 10rb orang saja.
Orang2 yang bersih, yang melakukan kampanye dengan jujur dan menjauhi money politik justru kalah. Kenapa? GARA-GARA ANDA yang enggan memilih.

Masih ada waktu 1 tahun lebih untuk mulai belajar. Mulai membaca track record dari 10 partai peserta pemilu. Jika anda tak menemukan satu partaipun yang bersih, maka carilah partai yang paling sedikit kasus korupsinya. Jika perlu, datangi rumah calon legislatif, pelajari bagaimana kepribadiannya, tanyakan ke tetangganya bagaimana akhlaknya.


Jangan sampai anda MALAS MEMILIH hanya karena MALAS BELAJAR tapi SOK NETRAL. Ingat! orang netral itu bukan orang yang nggak tahu harus memilih apa, tapi orang netral justru orang yang tahu benar mana yang harus dipilih. Dia memilih dengan obyektif, bukan dengan emosi.

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK