13 Jun 2013

Sempurna itu…




Setiap orang menginginkan kesempurnaan. Pun juga ketika dihadapkan pada sesuatu tawarkan, dia menginginkan sesuatu yang sempurna, tanpa cacat. Tapi sayangnya tiada sesuatupun di dunia ini yang sempurna. Maka mencari sebuah kesempurnaan, justru hanya menghasilkan penyesalan dalam diri kita sendiri.





Allah sendiri, dalam mengabulkan permintaan kita pasti ada satu titik yang menurut kita tidak sempurna. Meskipun ketidak sempurnaan itu sendiri terkadang karena doa kita yang kurang detil atau penggambaran kita sendiri yang kurang sempurna. Contohnya ketika kita bujangan kemudian meminta jodoh, kita tentukan jodoh kita harus begini dan begitu. Namun ternyata diri kita sendiri sebenarnya tidak pantas bersanding dengan jodoh seperti itu. Seiring waktu, karena jodoh tak kunjung tiba, kita mulai menurunkan standart, makin lama makin kecil hingga sampai para permintaan jodoh yang sudah sesuai dan pantas dengan karakter kita.



Saat jodoh dengan standart yg sudah kita turunkan itu tiba, bukannya bersyukur tapi malah protes. Kurang ini dan kurang itu. Lalu kitapun meminta Allah anak yang sempurna, kitapun mendapatkan anak. Ternyata kita menemukan anak kita terlihat nakal, susah di atur dan cenderung memberontak. Lagi-lagi kita menyesal telah melahirkan anak tersebut.


Semua orang ingin orang lain memenuhi standart yang dia tetapkan. Standart yang sempurna, detil dan kaku. Semua orang harus perfect, tak boleh ada cacat sekecil apapun.



Namun sayang, sangat jarang orang mau melihat dirinya sendiri. Sudahkah dia sempurna? Ternyata dia justru lebih buruk dari standart terburuk yang bisa dia tentukan.

Maka, tak perlulah kita meminta sesuatu yang sempurna. Tapi mintalah yang lebih baik, lebih baik dan berusaha juga memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tak ada itu yang namanya titik kesempurnaan karena ketika kita mencapai sesuatu yang terbaik sekalipun ternyata kita masih bisa melakukan hal yang lebih baik lagi.



Kepada pasangan juga tak perlu kita menuntut pasangan melakukan sesuatu yang sempurna. Perkembangan sedikit saja sudah layak untuk diapresiasi.
Ketika kita menuntutnya ini dan itu, harus begini dan begitu, maka bersiaplah juga untuk merasakan kekecewaan.  




Dan tahukah anda, seseorang takkan pernah bisa berkembang dengan kritikan. Kritikan yang berlebih seperti garam yang terlalu banyak. Kritik perlu, tapi harus sesuai porsi, tidak kurang dan tidak lebih.

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK