"KEWIRAUSAHAAN"
MEMAHAMI KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk
hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua
usahanya.
Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna
bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan
jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan
bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari
waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari
peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi
dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi
lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang
terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan
untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adalah
wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya
dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya,
msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita
yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik
untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain,
kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah
kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang
dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada
abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan
seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara
lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan
baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut
ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan
fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering
digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak
berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5)
mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is
one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for
the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities
and asembling the necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”. Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35)
wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,
pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap
tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada
pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari
seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu
aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup.
Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat
penting kewirausahaan sebagai berikut, yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different)
(Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan
cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan keenam
konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi risiko. Dari segi karakteristik perilaku,
Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha
adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan
mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan
dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang,
Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan
terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan
inovatif.” (Pekerti, 1997)
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan:
“Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani
langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih
efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi
serta kemampuan manajemen.”
B. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement
motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif
berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan
oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh
tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya,
yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan
(security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori
Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu: Kebutuhan berprestasi
wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Suryana, 2003 : 33-34) a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. b. Selalu memerlukan
umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. c.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. d. Berani menghadapi
resiko dengan penuh perhitungan. e. Menyukai tantangan dan melihat
tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya
sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah. Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa
latin “movere” yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and
Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi
merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi
berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu
untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat)
dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive.
Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive”
sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk
membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Sejalan dengan itu,
berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua lokus
penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik
mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti
kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar
tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan
orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1)
mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan dan (2)
meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan
(McClelland, 1976: 74-75). Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa
ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan
akan sukses dan takut akan kegagalan. Uraian di atas menunjukkan bahwa
setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi),
yaitu kemampuan dan usaha.
Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada
tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan
suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi
berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya
dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan
berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa
dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang
yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif
dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003
: 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin
dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari
peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang
sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir
yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir
sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya
kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam
buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku
“Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa
ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang
lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation isthe
ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities
to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity involves
generating something from nothing. However, creativity is more likely to
result in colaborating on the present, in putting old things together
in the new ways, or in taking something away to create something simpler
or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian,
yaitu : a. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak
ada. b. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru. c. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana
dan lebih baik. Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise
when entrepreuneurs look at something old and think something new or
different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam
menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the
problems and to exploit opportunities that people face every day).
Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah
itu melahirkan inovasi.
Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses
berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit
yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar
berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang
terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu
dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle
(hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life
(imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya
kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa?
cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang
memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan
semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan
berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan,
yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya
mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi
kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat
diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia
dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting
seperti: Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah
aku akan pergi? Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan, dan
10. tak mengandalkan gelar akademis. Sepuluh kiat sukses itu pada
dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa.
Orang
dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan
tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang
akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha
yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala
(semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.
Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka
wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit
terhadap usaha dan pekerjaannya.
6 Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang
dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus
mempunyai kemampuan kreatif di dalam mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat
mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada
orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan
hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada
disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
7 Berani Menghadapi Risiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang
matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung
komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan
objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau
berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana,
2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang
lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada
usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai
risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk
menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak
ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
berhasil.
8 Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif
untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang
bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
9 Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih
dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan
inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya
lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi
pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu
memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan
sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul
untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang
kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam
kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus
memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat,
perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan
atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu:
Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya
dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya
secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya,
wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas,
inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut
Innovative Entrepreneur.
10 Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan
sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi
kegagalan uasaha yang diperoleh.
11 Memiliki Kerampilan
Personal Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri
dan cara-cara sebagai berikut : Pertama Percaya diri dan mandiri yang
tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang
dilaksanakannya. Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang
menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. Ketiga, mau dan mampu
bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
tepat dan effisien. Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar
dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. Kelima,
menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan
disiplin. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara
lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya. Ketujuh, mau
dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan
dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn
resiko yang moderat.
8 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya :
• Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
• Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
• Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
• Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
• Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
• kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
• Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
menjadi besar.
• Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar