25 Agu 2012

Berpakaian Tetapi Telanjang ??! Memalukan !!!

Jujur saja, sebenarnya konten Berikut hanya pantas dan layak ditonton oleh dewasa. Meskipun mungkin tampilannya tidak terlalu hot, namun akan menjadi berbahaya apabila sampai ditirukan oleh anak yang belum cukup umur. so adik-adik segera tidur ya.. dan untuk bapak-bapaknya, dont try this at home…
.
betapa sedihnya hati ini, ketika mengetahui bahwa pada saat ini di dunia maya (internet), banyak terpampang foto akhwat atau wanita muslimah berjilbab dengan badan atau tubuh (maaf) tanpa busana alias telanjang atau bugil! Wal ‘iyadzubillah! Sungguh ironis memang, tapi inilah kenyataannya. Para pengelola website cabul/ porno/ sex dan orang-orang yang sejenisnya –semoga Allah memberi hidayah kepada mereka dan kita semua-, kini melancarkan serangannya kepada muslimah berjilbab
.
Dengan sengaja dan tanpa rasa penyesalan dan bersalah, mereka memodivikasi foto para muslimah berjilbab (yang ironisnya begitu banyak bertebaran di internet, baik di website, blog, Friendster , dll) dengan foto wanita fasik yang tanpa busana (telanjang). Sehingga, hasilnya menjadi foto wanita berjilbab telanjang! Tujuan mereka melakukan hal ini (mengubah foto wanita berjilbab) adalah untuk melecehkan kaum hawa yang teguh melaksanakan Syari’at Islam. Na’udzubillah min dzalik. Bahkan, beberapa waktu lalu, terdapat link khusus yang dibuat untuk melihat foto-foto orang lain yang disimpan secara private (pribadi) di Friendster, tanpa sepengetahuan yang empunya FS! Maka berhati-hatilah wahai Saudara dan saudariku, jangan asal menyimpan foto di internet!
Oleh karena itu, melalui media ini, kami menasihatkan kepada seluruh saudariku muslimah (termasuk kaum Adam), untuk tidak memasang foto mereka di internet, baik di blog/ website, FS (Friendster), gambar avatar, Flickr, dll. Sedangkan bagi mereka yang telah terlanjur memasang foto di internet, kami memohon untuk segera menghapus foto Anda, agar Anda tidak menjadi korban berikutnya! Padahal kita telah mengetahui, betapa mulianya kedudukan seorang wanita di dalam Islam.

Saudariku, sebenarnya, para ulama telah lama memberi peringatan dan nasihat, tentang larangan fotografi. Hal ini dikarenakan, hukum asal dari gambar makhluk bernyawa adalah haram. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Malaikat enggan memasuki rumah yang didalamnya terdapat lukisan” [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]. Berdasarkan hadits ini, sebagian ulama berfatwa tentang haramnya foto makhluk bernyawa, walaupun hanya untuk digunakan sebagai foto kenangan. Akan tetapi ada ulama yang membolehkan foto makhluk jika digunakan untuk sesuatu yang DARURAT, seperti KTP, Paspor, Ijazah, dan lain-lain. Ketahuilah, musibah ini (fitnah foto wanita berjilbab porno) merupakan salah satu akibat jika kita meremehkan ajaran Islam dan meremehkan peringatan (fatwa) ulama.
Semoga nasihat singkat ini, bisa diambil pelajaran bagi mereka yang berakal dan orang-orang setelahnya.
Perputaran dunia, bergulirnya waktu dan meningkatnya kecanggihan teknologi informasi bukan hanya menjadikan yang jauh menjadi dekat, bahkan yang dekat-pun semakin dekat, terus mendekat dan mepet.
Salah satu implikasinya adakah budaya hidup bebas yang banyak dianut oleh generasi muda saat ini yang semakin lama justru mengarah pada seks bebas.
Lihat saja apa yang terjadi saat mereka pacaran. Tak perduli apapun latar belakang mereka, tak perduli apapun agamanya, jika sudah jatuh ke dalam jurang kebebasan ini, maka semrawutlah jadinya
.

Berjilbablah Dengan Baik & Benar

Kepada para muslimah Allah swt telah dengan tegas memberi perintah agar menutup auratnya dengan jilbab. Sebagaimana firman-Nya:
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (T.QS. Al Ahzab:59)
Yang dimaksud jilbab dalam ayat ini adalah baju terusan panjang yang diulurkan ke seluruh tubuh. Ingat, seluruh tubuh, bukan tubuh bagian atas sepotong, ditambah bagian bawah sepotong. Melainkan adalah model pakaian yang langsung menutupi seluruh tubuh, dari atas hingga bawah. Nah, kebanyakan kita biasa menyebutnya gamis.
Perintah tentang pentingnya menutup aurat ini juga dengan gamblang terdapat dalam firman Allah swt:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (T.QS.An Nuur:31)
Jelas sudah bukan, bahwa menutup aurat bagi para muslimah adalah kewajiban syariat yang tak terbantahkan. Meninggalkannya kita berdosa. Menjalankannya kita raup pahala.
Yang Berdosa Karena Jilbab

Jika perintah berjilbab itu turun dari Allah swt, tentu mentaatinya akan berbuah pahala. Akan tetapi, sebagai muslimah kita harus waspada. Sebab, jilbab tak selalu mendatangkan pahala dan keridhoan Allah. Tapi justru sebaliknya, dengan jilbab kita dapat terjerumus ke lubang dosa.

Banyak diantara kita yang merasa dirinya telah menutup aurat dengan mengenakan jilbab. Ada yang pergi ke sekolah dengan rok dan atasan serta kerudung yang dililit di leher. Ada juga yang pergi ke kampus dengan celana jeans dan kaos ketat serta kerudung yang lagi-lagi dibuat mencekik leher. Tak mau kalah para muslimah karier yang pergi ke kantor dengan jilbab gaul ditambah semprotan parfum yang luar biasa wanginya. Dengan itu, semua merasa telah menutup aurat. Semua juga telah merasa mengenakan jilbab.
Tapi benarkah yang demikian yang dituntut oleh syariat agar diterapkan? Atau justru yang demikian itulah yang dapat menambah deretan panjang dosa-dosa kita?
Para muslimah, mari kita waspada. Inilah hal-hal yang dapat menjadikan jilbab kita sebagai ajang meraup dosa:
1.Jilbab Dengan Bahan Tipis dan Transparan
Mengenakan jilbab dengan bahan yang tipis memang terlihat modis. Ya, rata-rata bahan pakaian yang tipis akan menjadi model busana yang ‘jatuh’ menjuntai. Belum lagi jika kita tinggal di daerah yang notabene berhawa panas. Jilbab dengan bahan tipis menjadi pilihan yang nyaman dipakai. Tapi sadarkah para muslimah, jilbab dengan bahan tipis dan transparan ini adalah kriteria jilbab yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Untuk kategori pakaian yang seperti ini, Rasulullah menyebutnya dengan istilah “Berpakaian tapi telanjang” sebagaimana sabda beliau:

Dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat: seorang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagaikan punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, sekalipun ia bisa didapatkan dari jarak sekian dan sekian.”
(HR. Muslim)

2.Jilbab Ketat
Turunnya ayat yang mewajibkan muslimah berjilbab diantaranya adalah agar lekukan-lekukan tubuhnya dapat tertutup sempurna sehingga ia terbebas dari fitnah. Akan tetapi, hal ini tidak mungkin terwujud jika muslimah bermaksud menutupi auratnya dengan pakaian yang ketat. Meski terkadang pakaian seperti ini menutupi warna kulit, namun tetap saja pakaian ketat dapat menampakkan seluruh lekuk tubuh atau sebagiannya.

3.Jilbab Berparfum
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasanya ia berkta Rasulullah bersabda :

Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.”
(HR. An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)

Perlu diketahui, di dunia barat sekuler, salah satu “fungsi” parfum adalah sebagai alat seducing man (menggoda laki-laki). Begitulah mudharat parfum yang dipakai oleh perempuan (ketika keluar rumah).
4.Jilbab Yang Menyerupai Pakaian Lelaki
Tidak asing dalam keseharian kita dapati muslimah yang merasa diri telah menutup aurat dengan celana jeans yang ketat, dipadu kemeja atau kaos lengan panjang, dan kerudung yang sekedar menutup kepala tanpa menjuntai hingga dada sebagaimana perintah Allah dalam Qur’an surat An Nuur ayat 31. Sedangkan hingga belahan dunia mana pun terlebih di Indonesia, kita mendapati bahwa celana dan kemeja adalah pakaian kaum lelaki.

Oleh karena itu, jika kita dapati muslimah dengan paduan busana yang demikian, maka sebenarnyalah ia sedang tampil menyerupai kaum laki-laki. Sedangkan Abu Hurairah berkata: “Rasulullah saw melaknat lelaki yang memakai pakaian yang menyerupai pakaian wanita, dan melaknat wanita yang memakai pakaian yang menyerupai pakaian lelaki.”
5.Jilbab Yang Menyerupai Wanita-wanita Kafir
Semakin pesatnya perkembangan mode –beberapa mengklaim sebagai mode busana muslimah– menuntut kewaspadaan kaum muslimah. Pemahaman yang benar tentang jilbab yang memenuhi kaidah yang ditetapkan oleh hukum syara mutlak dimiliki oleh setiap muslimah. Jika tidak, alih-alih ingin mengenakan jilbab, ternyata pakaian yang kita kenakan justru menyerupai pakaian wanita-wanita kafir. Na’udzubillah. Sedangkan Abdullah bin Amru bin Ash berkata:
Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya
(HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)

Jelas bukan, jilbab seperti apa yang dapat menjerumuskan muslimah dalam dosa. Selain pemahaman yang benar akan ketentuan berjilbab yang sesuai dengan hukum syariat, tentunya penting bagi muslimah untuk terus berada dalam lingkaran saudara-saudara seiman yang tak lelah mengkaji dan mengaplikasikan ilmu-ilmu Allah. Agar muslimah dapat senantiasa istiqomah menjalankan syariat Allah, juga agar muslimah tidak menjadi sasaran musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya mempropagandakan hal-hal yang dapat merusak pemahaman terlebih keimanan kita. Tak terkecuali dalam hal berbusana.
Gambar berikut sedikit memberi gambaran pada kita bagaimana budaya generasi muda pacaran saat ini, dalam hal ini saya sengaja memilih yang berjilbab. Apa yang ada di sini sejatinya tidak terlalu parah, apalagi jika dibandingkan dengan hasil yang anda dapatkan saat menggunakan google dengan keyword gadis jilbab, jilbab mesum maupun jilbab nakal.
Klik untuk memperbesar




Wahai Saudariku, Kenapa Engkau Berpakaian Tapi Telanjang?


SAM JACKSON, bos sebuah perusahaan di New Castle, Inggris pernah mengatakan, ” Sekarang kita bisa saling melihat satu dengan yang lain dalam keadaan telanjang, tidak ada penghalang lagi. Dengan tradisi baru ini, kami menemukan bahwa kami menjadi lebih bebas dan terbuka terhadap satu dan lainnya. Dampaknya terhadap perusahaan menjadi lebih baik.”
.
Menurutnya, ide, inovasi dan terobosan kreatif amat penting dilakukan di masa-masa krisis ekonomi seperti sekarang ini. Bekerja dalam keadaan telanjang diyakininya dapat memompa semangat dan meningkatkan produktivitas kerja. Mengenakan pakaian merupakan penghalang bagi peningkatan prestasi kerja. Dengan cara ini omzet perusahaan akan meningkat karena para karyawannya sangat bergairah ketika bekerja.
Untuk itu dia membuat peraturan, seminggu sekali setiap hari Jum’at para karyawannya baik laki-laki maupun perempuan diharuskan untuk tidak menempelkan sehelai benang pun pada tubuh mereka ketika bekerja di kantor. Lebih lanjut dia menambahkan, “Awalnya terasa aneh dan janggal, tapi setelah itu saya menjadi terbiasa. Saya berjalan telanjang menuju meja kerja saya, dan itu kini tidak masalah lagi. Saya merasa benar-benar nyaman.”
Peristiwa “Jumat Telanjang” tersebut dianggapnya sebagai sebuah kesuksesan yang besar dan berdampak positif bagi perusahaannya.
Itulah budaya, gaya hidup, dan cara berpikir orang Barat non Muslim yang materialis, permisif and hedonis. Demi mendapatkan dunia berupa materi, mereka rela berperilaku seperti hewan. Bahkan berperilaku lebih sesat dari hewan.
Budaya, gaya hidup dan cara berpikir Muslim dan Muslimah tentu sangat berbeda dengan mereka.
Oki Setiana Dewi, artis layar lebar yang sukses memerankan tokoh Anna Althafunnisa dalam film “Ketika Cinta Bertasbih” pada suatu kesempatan mengatakan, “Semua bagian tubuh berharga itu telah dikategorikan dengan sebutan aurat, baik laki-laki dan perempuan. Bagian tubuh perempuan yang termasuk aurat harus ditutupi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. “Kenapa perempuan harus lebih banyak menutupi bagian tubuhnya? Sebab perempuan memang dipenuhi dengan bagian tubuh yang berharga dan harus dijaga dengan jilbab atau busana yang menutupnya,” ujarnya.
Fenomena berbusana Muslimah, berjilbab atau sekadar berkerudung di kalangan artis, model dan selebritis sedikit banyak telah ikut menyumbang sosialasasi budaya Islam di tengah masyarakat sehingga semakin banyak wanita Muslimah Indonesia yang berbusana Muslimah, berjilbab, atau sekadar berkerudung.
Dengan semakin marak dan memasyarakatnya budaya Islam ini di tengah masyarakat kita patut menghaturkan rasa syukur kepada Allah swt. Selain rasa syukur, pada saat yang sama, rasa sesal juga wajar muncul di hati. Rasa sesal ini muncul karena masih banyak saudari-saudari seiman kita yang belum, tidak mau, tidak bisa, atau salah paham dalam memahami definisi jilbab yang sesungguhnya, sehingga tidak sedikit dari mereka yang masih belum memenuhi seluruh syarat dan ketentuan berbusana sebagaimana yang telah diatur oleh Sang Pembuat syari’at.
Mengapa ada sebagian Muslimah yang belum memenuhi seluruh syarat dan ketentuan berbusana Muslimah? Karena ada sebagian Muslimah ketika beraktivitas di luar rumah atau ketika berhadapan dengan non muhrimnya ketika berada di rumah mengenakan pakaian tapi masih ada bagian aurat lainnya yang terbuka seperti rambut. Mengenakan pakaian ketat, pendek, berbahan tipis, dan atau berbahan transparan. Karena ada sebagian Muslimah yang mengenakan jilbab ketat, pendek, berbahan tipis, dan atau berbahan transparan.
Muslimah seperti ini meskipun mengenakan pakaian atau bahkan berjilbab menurut Rasulullah saw dikategorikan sebagai telanjang.
“Dua golongan di antara penghuni neraka yang belum aku lihat keduanya: suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang yang cenderung dan mencenderungkan orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga. sesungguhnya aroma surga itu bisa tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)
berpakaian tapi telanjang ada tiga makna;
Pertama, wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya.
Kedua, wanita yang membuka sebagian aurat tubuhnya.
Ketiga, wanita yang mendapatkan nikmat Allah namun tidak bersyukur kepada-Nya.
berpakaian tapi telanjang mengandung beberapa arti. Pertama, berpakaian atau dibungkus nikmat Allah swt tetapi telanjang dari bersyukur kepada-Nya. Kedua, terbungkus pakaian tetapi telanjang dari perbuatan baik dan perhatian terhadap akhirat serta tidak berbuat taat. Ketiga, mengenakan pakaian tetapi tampak sebagian auratnya; Keempat, berpakaian tipis yang masih memperlihatkan warna kulit dan lekuk tubuhnya.
Allah swt memberitahukan kepada kita tujuan diturunkan pakaian kepada kita adalah untuk menutup aurat. Jika berpakaian tapi jika ada sebagian aurat yang masih terbuka, lekuk tubuh jelas terlihat karena mengenakan pakaian ketat, atau anggota tubuh yang wajib ditutupi dan warna kulit nampak karena mengenakan pakaian tipis dan transparan berarti kita menyalahi aturan Allah swt dan tujuan Allah swt menurunkan pakaian, yang sama artinya kita berani menentang Allah swt.
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raaf [7]:26)
Wahai saudariku! janganlah kalian mau ditipu oleh setan yang menyuruhmu untuk berpakaian tapi sesungguhnya telanjang! Jika engkau tidak mau dan tidak dapat ditipu oleh setan berarti engkau tidak menjadikan setan sebagai pemimpinmu.
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raaf [7]:27)
Wahai saudariku, kenapa engkau berpakaian tapi telanjang? Apa niat dan tujuanmu? Apakah karena ingin tampil trendy? Apakah karena ingin memamerkan anggota tubuh dan keindahan tubuhmu? Apakah ingin merasa modern dan tidak ingin dicap kolot dan ketinggalan jaman? Apakah karena takut tidak bisa mendapatkan dunia berupa pekerjaan atau materi?
Wahai saudariku, ketika engkau mendirikan shalat menghadap Allah swt tentu engkau berpakaian lebar dan panjang. Engkau tentu tidak berani berpakaian ketat dan pendek. Engkau tentu tidak berani menampakkan sebagian atau seluruh bagian auratmu, atau menampakkan bentuk lekuk-lekuk tubuhmu. Demikian juga halnya di dalam kehidupan sehari-hari di luar (selain) shalat, tentu engkau pasti tidak berani menentang Allah dan Rasul-Nya. Engkau tahu dan paham, ajaran Islam termasuk cara berbusana tidak hanya diamalkan ketika shalat saja, tapi harus diamalkan dalam segala aktivitas kehidupan.
Wahai saudariku, jika engkau tercatat sebagai pelajar/mahasiswi sebuah lembaga pendidikan atau sebagai pegawai sebuah perusahaan tentu engkau mematuhi peraturan berbusana yang ada. Engkau pasti tidak berani menentang peraturan yang ada. Demikian juga halnya sebagai Muslimah, engkau tentu bersedia mematuhi peraturan yang ditetapkan agamamu.
Jika ada pertentangan antara peraturan di mana engkau belajar atau bekerja dengan peraturan agamamu, tentu engkau lebih memilih agamamu. JIka kebijakan pemimpin di tempat belajar atau bekerjamu bertentangan dengan aturan Tuhanmu, tentu engkau lebih takut kepada Tuhanmu dan lebih memilih aturan Tuhanmu. Engkau tahu dan sadar pemimpinmu bukanlah Tuhanmu, tidak mampu menyelamatkan dirimu dari azab di dunia dan di kampung akhirat. Engkau tahu dan sadar engkau tidak ingin ikut masuk neraka jika pemimpinmu masuk neraka. Jangan sampai kelak di akhirat engkau mengatakan kepada Allah swt. perkataan sebagaimana termaktub dalam ayat berikut ini:
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
“Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Ahazab [33]:67)
Wahai saudariku, Allah swt lah yang memberimu pakaian. Maka bersyukurlah kepada-Nya. Bersyukur dengan cara mematuhi segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya termasuk dalam hal berbusana.
“Wahai hamba-Ku, kamu semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.” (HR. Muslim)
Wahai saudariku! Takutlah peringatan nabimu. Beliau saw. memperingatkan wanita-wanita berpakaian tapi telanjang tidak akan bisa mencium bau surga dari jarak jauh. Mencium baunya saja tidak, apalagi masuk ke dalamnya.
Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang, Sadarlah !!!
Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam.Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun
Wanita berpakaian sempit sama seperti telanjang walaupun mereka lengkap berpaian menutup aurat.
Wanita berpakaian sempit sama seperti telanjang walaupun mereka lengkap berpaian menutup aurat.
Wanita berpakaian sempit dibenarkan hanya di hadapan mahramnya (kerabat si wanita yang haram menikahinya). Sedangkan di hadapan wanita lain tidak boleh, apalagi di hadapan lelaki lain. Wanita yang berpakaian sempit menampakkan lekuk tubuhnya Rasulullah dalam hal ini menegaskan; “Tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga.
((صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا)) رواه مسلم
“Dua golongan termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihat mereka; satu kaum (penguasa) yang membawa cambuk (besar) seperti ekor sapi, dengannya mereka memukuli manusia; dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, menggoda dan menyimpang, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya bisa didapat dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dan sabdanya:
))سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي رِجَالٌ يَرْكَبُونَ عَلَى السُّرُوجِ كَأَشْبَاهِ الرِّجَالِ يَنْزِلُونَ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ نِسَاؤُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِمْ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْعِجَافِ الْعَنُوهُنَّ فَإِنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ)) رواه أحمد وقال الهيثمي رجال أحمد رجال الصحيح
“Akan ada di akhir zaman ummatku, orang-orang yang naik diatas pelana seperti layaknya orang-orang besar, mereka singgah di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian namun telanjang, di atas kepala mereka ada semacam punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat.” (HR. Ahmad, Al-Haitsami berkata, para periwayat Ahmad orang-orang yang shahih/ benar)
.

Aceh tidak Bersyariat

SAYA kaget begitu pernyataan–pada judul–di atas disampaikan salah satu rekan kuliah dari luar Aceh yang sengaja datang dan berkunjung ke Aceh ingin melihat pelaksanaan Syariat Islam. Ia ini ingin sekali belajar dan melihat pengamalan ajaran Islam secara kafah di Aceh. Rupanya rekan ini menjadikan moto pelaksanaan syariat Islam di Aceh sebagai daya tarik kunjungannya ke Aceh, namun hal tersebut tidak dijumpainya. Hal yang sama juga dialami oleh salah satu rombongan departemen tertentu yang melaksanakan rapat kerja regional di salah satu hotel terkenal di Aceh. Panitia rapat kerja ini merencanakan untuk mengagendakan kegiatan pada malam harinya, khusus untuk peserta muslim-muslimah antara lain membawa rombongan ke salah satu desa percontohan untuk belajar dan mendalami Islam, namun hal tersebut tidak dijumpainya.
Semula saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut, namun setelah dijelaskan dan dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki karakteristik khusus seperti Daerah Istimewa Yokyakarta, Provinsi Bali dan lain-lain, ternyata pernyataan tersebut banyak benarnya. Belum lagi jika dibandingkan dengan beberapa negeri Skandinavia yang tidak sebanding untuk dipersandingkan. Namun menjadi suatu catatan yang sangat menarik, karena negara-negara ini tidak pernah memproklamirkan sebagai negeri syariat, namun hidupnya justru lebih “bersyariat” dibandingkan dengan Aceh yang memproklamirkan dirinya sebagai negeri syariat.
Di salah satu negeri Scandinavia seperti Norwegia, penulis pernah terkesima atas ketaatan dan kepatuhan masyarakatnya terhadap aturan-aturan untuk kemaslahatan bersama seperti di jalan raya. Kecelakaan lalu lintas di jalan raya di sana yang disebabkan karena kelalaian pengemudi maupun sistem transportasi yang dibangun pemerintah sangat kecil dan bahkan tidak dijumpai polisi lalu lintas yang mengontrol. Hanya saja pada tempat-tempat tertentu telah dipasang camera pemantau yang mengintai pelaku pelanggaran berlalu lintas. Pemerintah juga telah menyediakan titik-titik tempat peristirahatan yang memadai lengkap dengan MCK dan tempat untuk berjalan-jalan sekadar untuk menghilangkan rasa kantuk pengemudi. Pemerintah juga telah menyediakan sarana transportasi yang sangat bagus yang menjamin hak-hak pejalan kaki, orang cacat, pengguna sepeda dan sepeda motor maupun pengguna mobil. Pemerintahnya menarik denda yang tinggi kepada pelanggar-pelanggar aturan dan dijadikan salah satu sumber pendapatan negara serta mencabut/menilang lisensi dan sangat sulit sekali mendapatkan lisensi baru.
Hal yang sama juga dalam hal transaksi jual beli, saya merasa dikagetkan pada saat belanja sayur-mayur di suatu kios yang tidak ada penjualnya. Sang pemilik kios menaruh begitu saja sayur-mayurnya serta mencantumkan harga. Sang Pemilik juga menyediakan box untuk tempat penyimpanan uang. Apabila pembeli setuju dengan harga tersebut tinggal ambil sayur-mayurnya dan memasukkan uang sesuai harga pada box yang telah disediakan. Kios-kios jujur ini banyak tersebar di negeri Scandinavia.
Bandingkan dengan lalulintas Aceh yang tidak teratur yang kesemua penggunanya mengangap lebih penting dan lebih utama di jalan raya sehingga saling serobot dan saling mendahului, termasuk juga sistem perparkiran kenderaan dilakukan sembarangan yang menambah keruwetan dan kemacetan dalam berlalu lintas. Akibatnya angka kecelakaan lalulintas di jalan raya setiap tahun sangat tinggi walaupun, katanya cenderung menurun. Kondisi berlalu lintas di negeri ini terutama pada saat menjelang hari raya seolah-olah masyarakat menjemput maut dengan animo kalau tidak menabrak ya ditabrak. Bahkan selama seminggu menjelang dan sesudah Idul Fitri kecelakaan lalulintas di Aceh dilaporkan mencapai 33 kasus kecelakaaan dalam rentang waktu dari tanggal 3-12 September 2010 dengan perincian 18 orang tewas dijalan raya, 19 orang luka berat, 23 orang luka ringan dan belum termasuk kerugian material lainnya yang mencapai ratusan juta rupiah (Serambi Indonesia ,14 September 2010).
Kita juga dikagetkan dengan berita-berita di media tentang perilaku tidak di Islami yang ditonjolkan segelintir orang Aceh seperti yang diulas Teuku Harist Muzani (Serambi, 21 September 2010) yang menulis “Bek Jak Lom U Banda”. Teuku Harist Muzani menyoroti salah satu perilaku pada salah satu restoran terkenal di Aceh yang pengunjungnya merasa tertipu dengan cara perhitungan cepat bak ahli matematika ulung oleh sang pelayan yang ternyata telah membuat bobol dompet sang pengunjung dua kali lipat dari yang tertera pada daftar menu yang disaji.
Demikian juga masyarakat Aceh yang selalu mendengung-dengungkan bahwa kebersihan adalah setengah daripada iman, namun dalam pelaksanaannya masih sangat jauh dari harapan, hal tersebut dapat dilihat dari kebersihan tempat berwudhu, MCK di masjid-masjid, kantor pemerintah, sekolah maupun di tempat pelayanan umum lainnya dan bahkan Kota Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi yang telah berusia 805 tahun belum lepas dari masalah kebersihan ini yang ditandai dengan banjir akibat akibat tumpukan sampah dalam selokan dan tidak terkoneksinya satu saluran drainase dengan drainase lain yang lebih rendah. Padahal kota ini telah meraih Adipura, ironis memang, tapi itulah realitas sosialnya.
Ditinjau dari segi ekonomi, Aceh juga masih jauh dari prinsip-prinsip Syariat Islam. Dapat dilihat dari indikasi transaksi keuangan di perbankan syariat masih jauh peminatnya dibandingkan dengan transaksi pada perbankan konvensional. Potensi zakat yang diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi Aceh belum banyak digali secara optimal, padahal potensi kewajiban membayar zakat masyarakat sangat tinggi. Karena itu tidak usah heran masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh terutama di pedesaan-pedesaan.  Demikian juga halnya dalam hal transaksi di pasar, harga jual barang di Aceh sangat tinggi dibandingkan daerah lain. Sebagian masyarakat lebih senang membiarkan toko yang telah dibangunnya “mengganggur” daripada menurunkan harga jual atau harga sewa untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi Aceh secara keseluruhan.
Pelaksanaan syariat Islam selama ini lebih banyak dipahami menyangkut persoalan aurat, pergaulan bebas, judi, maisir dan aspek ibadah ritual lainnya. Sementara yang menyangkut dengan perilaku kehidupan sehari-hari masih jauh dari ajaran Islam kurang mendapat perhatian termasuk perilaku Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan syariat Islam yang telah berlangsung selama lebih dari delapan tahun harus mampu memberikan perubahan kolektif secara signifikan terutama dalam hal perubahan karakter (character building) anak bangsa untuk membangun Aceh yang adil, makmur dan bermartabat. Pelaksanaan Syariat Islam harus menjadi way of life rakyat Aceh dan menjadi landasan moral dan etika untuk membentuk pribadi dan kolektif yang berakhlak mulia, menghargai dan menjunjung tinggi etos dan prestasi kerja untuk membawa perubahan Aceh ke arah yang lebih baik, semoga
mengikuti kaum sunni adalah kegelapan bagi wanita syi’ah !

http://syiahali.wordpress.com/2012/05/11/berpakaian-tetapi-telanjang-gaya-kaum-mudi-sunni-memalukan/

5 komentar:

Anonim mengatakan...

apakah anda bisa menjamin foto-foto pasangan di atas bukan suami istri?

Anonim mengatakan...

Yang lebih menjijikkan itu pelacuran ala syiah dikuil2 mereka

Anonim mengatakan...

SOK NASEHAT.... TAPI NAMPILIN FOTO2 VULGAR... KOLEKSI MAS????

Anonim mengatakan...

Kogh jelek2in sunni? Apa syiah gak lebih berbahaya mas? Ma'af jilbab telanjang itu bukan ajaran sunni... Coba anda sekali2 bahas kawin mutah ajarannya syiah mas!!!

Anonim mengatakan...

Syiah bukan Islam mas!!! Tolong gak usah membaik2an ajaran syiah mas...

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK