29 Jun 2012

Hidup Tidak untuk Mampir Marah-marah

Seorang Tuan kaya raya sangat menyukai bunga Anggrek.
 Suatu hari, ia hendak pergi berkelana. Ia berpesan pada bawahannya untuk hati-hati merawat bunga Anggrek yang ditinggalnya.


Selama kepergiannya, bunga-bunga Anggrek itu dirawat penuh ketelitian. 

Hingga suatu hari ketika sedang menyiram bunga-bunga tersebut, tanpa sengaja seseorang menyenggol rak pohon, membuat semua Anggrek berjatuhan, pot-pot pecah berantakan dan pohon Anggrek berserakan.

Semua orang ketakutan, menunggu tuan mereka pulang dan segera meminta maaf dan pasrah menunggu hukuman.

Setelah sang Tuan pulang dan mendengar kabar itu, ia memanggil para bawahannya. Namun ia tidak marah. Ia bahkan berkata,

Alasan pertama aku menanam bunga Anggrek adalah untuk dipersembahkan pada orang yang suka pada keindahan Anggrek. Dan yang kedua adalah untuk memperindah lingkungan di daerah ini. Aku menanam Anggrek bukan untuk sekedar marah-marah.”



Walau sangat menyukai bunga Anggrek, dihatinya tidak ada rasa keterikatan. Sehingga ketika harus kehilangan bunga-bunga Anggreknya, tidak ada kemarahan dalam hatinya.

Terlalu banyak yang kita khawatirkan tentang memiliki dan kehilangan sesuatu barang dan materi. Ini menyebabkan ketidakstabilan emosi. Dan pada gilirannya, membuat kita merasa tidak bahagia.
Alangkah baiknya, ketika emosi tinggi dan hendak bertengkar, dengan siapapun, ingatlah, kita dianugrahi hidup dan umur panjang untuk mampu menjalani hidup penuh kesabaran.



Hidup bukan seperti perjalanan singkat yang boleh sekedar mampir untuk marah-marah. Dan masih banyak yang bisa kita pedulikan untuk memanfaatkan waktu.


Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK