7 Feb 2013

Bahaya begadang dalam Pandangan Islam

Bahaya begadang dalam pandangan Islam 


Begadang yaitu tidak tidur pada malam hari atau mengakhirkan tidurnya. Begadang semakin populer di kalangan remaja yang sedang mencari jati diri atau dikalangan pekerja yang mendapatkan orderan berjibun. Sebenarnya, boleh saja begadang asal ‘ada artinya’ kata bung Haji Rhoma Irama. 

Selayaknya, kita meninggalkan begadang bila memang tidak membawa manfaat, karena ada beberapa bahaya begadang dalam Pandangan Islam. Maka kami ingin mengulas tentang Bahaya begadang dalam Pandangan Islam.

Pertama: Dapat mengakibatkan keterlambatan menjalankan shalat fajar, sehingga seorang muslim telah menghalangi dirinya dari pahala dan ganjaran Allah dan menjerumuskan diri pada siksa Allah swt. Allah swt berfirman:

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. QS. Maryam: 59
وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat QS. Al-Isro’: 78
Kedua: Bisa mengakibatkan seseorang tertidur dari qiyamullail. Allah swt berfirman tentang hamba-hambaNya yang beriman:
كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). QS. Al-Dzariyat: 18
Dari Sahl bin Sa’d ra berkata: Jibril mendatangi Nabi saw dan berkata: “Wahai Muhammad hiduplah sekehendakmu sebab engkau mesti mati, dan beramallah sekehendakmu sebab engkau pasti akan dibalas, cintailah siapapun yang engkau kehendaki namun engkau pasti akan meninggalkannya dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mu’min ada pada qiamul lail dan ketinggiannya pada ketidakbutuhannya kepada manusia”.
Ketiga: Menyia-nyiakan waktu untuk perkara yang tidak ada manfaatnya , dan masalah waktu ini adalah salah satu perkara yang akan ditanya oleh Allah pada hari kiamat. Dari Abi Barzah Al-Aslami  ra bahwa Nabi saw bersabda: “Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba sehingga Allah akan bertanya kepadanya tentang umurnya di manakah dia pergunakan, tentang ilmunya apakah yang dikerjakan dengannya, tentang hartanya dari manakah dia mendapatkannya dan kemanakah disalurkan dan tentang jasadnya untuk apakah dia menghabiskannya”.( Sunan Tirmidzi: 4/612 no: 2417)
Keempat: Banyak begadang dapat  membahayakan kesehatan. Allah swt berfirman:
أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ
“Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya…”. QS. Al-Naml: 86
Dan tidur pada permulaan waktu malam adalah kesempatan yang tidak pernah tergantikan, dan para ulama mengecualikan begadang dalam ketaatan, dan padanya terdapat kemaslahatan syar’I seperti beribadah pada waktu malam atau berda’wah menyerukan manusia kepada Allah, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar atau untuk menuntut ilmu syara’ atau begadang bersama tamu atau istri.
Aisyah ra berkata: Tidak boleh begadang kecuali untuk tiga hal: Orang yang sholat, pengantin atau musafir. Oleh karena itu seharusnya bagi orang yang beriman untuk segera tidur guna menjalankan sunnah serta menghindarkan diri dari bencana begadang dan keburukannya, dan hendaklah seseorang menjaga adab-adab tidur, seperti tidur dalam keadaan suci, selalu membaca zikir-zikir yang disyari’atkan menjelang tidur dan adab-adab lainnya yang telah disebutkan oleh para ulama.
Kesimpulanya, jangan pernah begadang karena banyak bahayanya. Namun begadang boleh sekali-kali bila begadang bermakna. Begadang yang bermakna dan bermanfaat misalnya ronda kampung, kerja lembur (bukan mencari-cari), menyelesaikan permasalahan dan lain sebagainya. Tapi, tidur malam hari masih tetep menjadi pilhan dan anjuran yang bagus bagi kesehatan tubuh dan juga dalam pandangan Agama Islam. :D 

Sumber: Buku aafatu as-Sahri, karya Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, islamhouse, 2010 – 1431

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK