21 Jan 2013

Upaya Menemukan Seseorang dalam Hidup

“Setiap orang berupaya menemukan seseorang”. Sepertinya kalimat itulah yang mampu mewakili kondisi orang–orang. Every body try to find some body. Laki–laki mencari calon istri, perempuan mencari calon suami. Sesuatu yang rumit!

Bagi masyarakat ‘umum’ tentunya mempunyai cara–cara yang umum dipakai untuk mencapai tujuan itu. Dimulai dari teman, naik level menjadi teman dekat, kemudian naik level lagi menjadi pacar kemudian calon suami atau calon istri. Tapi belum tentu setelah itu naik level lagi menjadi istri atau suami. Terlihat tidak begitu rumit sepertinya, bagi orang–orang yang berprinsip mencari pasangan hidup dengan cara seperti itu.
Bagi masyarakat ‘khusus’ memilih dan meridhakan untuk menempuh sesuatu yang terkesan rumit. Memang mereka tidak memilih cara-cara yang dipakai oleh masyarakat umum. Naik level, naik level lagi, dan naik level lagi. Tapi sungguh aneh mungkin bagi masyarakat umum untuk memahami hal ini. Kenapa masyarakat khusus menempuh jalan yang rumit untuk mencapai tujuan mereka dalam hal mencari pasangan hidup. Betapa tidak masyarakat khusus mencari pasangan hidup tidak dengan label pacaran. Dan tidak ada juga naik level sampai kepada calon suami ataupun calon istri. Tapi sungguh upaya masyarakat umum sama dengan upaya masyarakat khusus yaitu try to find somebody, upaya menemukan seseorang. Kita semua tentunya berupaya menemukan pasangan hidup (bagi yang masih single tentunya). Tapi kita memilih cara–cara yang berbeda.
Tentu semua ada konsekuensinya. Dari setiap proses yang dipilih baik cara yang digunakan masyarakat umum maupun masyarakat khusus. Masyarakat umum tentu harus berani mengambil resiko bahwa setelah hubungannya resmi tentu tidak ada kejutan–kejutan istimewa lagi dalam rumah tangganya atau bahkan ada kejutan–kejutan lain berupa tingkah laku yang selama ini disembunyikan. Mungkin juga masyarakat umum lebih kecil resikonya dibanding masyarakat khusus (dipandang dalam perspektif konkrit). Sebelum menikah setidaknya masyarakat umum merasa ‘aman’. “Ah aku sudah punya calon ini, tinggal dinaikkan lagi aja levelnya”. Tapi coba lihat masyarakat khusus. Mereka masih saja komitmen memegang prinsipnya untuk tidak memilih pacaran. Sungguh hal itu sangat membutuhkan keikhlasan dan kesabaran. Keteguhan dalam menyemangati diri untuk tetap bertahan pada kesendirian dalam penantian. Kekuatan selalu dalam berfikir positif (khusnuzhan) atas bagian hidup yang telah dijanjikan. Sampai waktunya tiba.
Saya sendiri yakin, bahwa semua yang tampak rumit pasti pada akhirnya indah. Mungkin saat ini saya hanyalah sebagai penonton. Karena saya sekarang hanya bisa mendengar dan menyaksikan episode–episode film ‘everyone try to find somebody’ yang sedang diputar. Semuanya mengarah pada ending yang indah. Tapi sungguh itu bukanlah hal yang mudah untuk melaluinya. Mungkin sang pemeran utama sekarang mengalami tingkat konflik yang menguras emosi, bimbang, bingung, sedih, kecewa, khawatir dll. Tapi saya mengiinginkan semua bahagia pada setiap endingnya. Bahagianya bukan hanya diukur pada berhasilnya menemukan pasangan hidup saja tapi mungkin bahagianya karena pemeran utama berhasil membuat jiwanya lapang dipenuhi keridhaan kepada Allah.
Tidak peduli sekarang berada diposisi sebagai pemeran utamakah atau penonton saja-kah. Yang terpenting adalah semua kita berhasil mengambil hikmah dan bisa mengambil pelajaran dari episode ini. Penonton-pun pada saatnya akan menjadi pemeran utama, mengalami hal yang sama. Pemeran utama-pun suatu saat mungkin saja menjadi pemeran utama lagi dalam episode yang lain. Maka sebaiknya setiap kita memainkan peran dengan sebaik–baiknya. Mengambil keputusan bukan hanya karena euforia, bukan karena ini dan itu, tetapi karena kita hanya menginginkan ketetapan yang terbaik dari Rabb kita. Tetap berkhusnuzhan (berfikir positif) dan tetap menjadi sahabat yang terbaik bagi hati kita. Jangan lemahkan hati kita dengan prasangka–prasangka buruk.
“Semoga kita tetap teguh dalam posisi masyarakat khusus”

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK