"Assalaamu’alaikum. Apa yang dimaksud dengan ghibah, samakah
dengan gosip. Bagaimana menghadapi desas desus dan fitnah?"
(081-xxx-xxxxx)
Ustadzah, apa yang dimaksud dengan ghibah?
Ghibah adalah menceritakan saudara kita dengan sesuatu yang tidak
disukainya. Kalau kita menceritakan yang tidak sebenarnya, maka itu
adalah fitnah. Baik ghibah ataupun fitnah, keduanya sama-sama haram.
Apa yang masuk dalam kategori ghibah dan fitnah?
Sebagai contoh: Misalnya ketika kita melihat ada satu peristiwa yang
tidak enak pada diri teman kita. Sebagai contoh, teman kita itu tanpa
sengaja bertengkar dengan suaminya atau orang tuanya di depan kita. Bagi
dia, itu peristiwa yang tidak dia sukai atau memalukan. Tetapi kemudian
kita ceritakan kepada orang lain dan akhirnya peristiwa itu
tersebarluas. Nah itu namanya ghibah. Yang saat ini terkategori ghibah
juga adalah apa yang dilakukan di berita-berita infotainment. Misalnya
berita perceraian artis, pertikaian dalam rumah tangga mereka, kondisi
anak yang tidak bahagia. Namun ternyata berita-berita ini
ditunggu-tunggu oleh wartawan, sehingga mereka mengejar kemana-mana.
Dalam satu kondisi kita sering melihat mereka justru lari-lari
menghindari wartawan dengan wajah yang sedih, menangis dsbnya. Tetapi
sepertinya ini berita yang justru sangat disukai. Di era kapitalisme
seperti sekarang ini bagi media ada ungkapan Bad News is Good News.
Ustadzah, kadang-kadang tanpa sadar kita bisa saja melakukan
ghibah. Bagaimana batasan-batasan dalam ngobrol, agar tidak jatuh ke
dalam ghibah.
Mungkin ghibah ini memang aktivitas yang disukai manusia. Kita
sendiri sering menyaksikan, betapa asyiknya ketika menggunjingkan atau
membicarakan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya bukan
urusan kita, itu sering sekali kita bicarakan dan bahas. Padahal bisa
jadi ini adalah ghibah. Dan ketika terjadi ghibah, tidak jarang kemudian
terserempet kepada fitnah. Ini jauh lebih berbahaya lagi. Misalnya,
kita melihat ada tetangga kita A (laki-laki) datang ke rumah tetangga
kita yang lain, kebetulan perempuan (B). Kemudian kita bercerita kepada
tetangga kita yang lain lagi (C); Eh saya tadi liat A datang ke rumah B
lho. Dengan membawa bungkusan. Wajahnya senyum-senyum. Mungkin saja
memang sampai berita ini faktanya benar. Tetapi kemudian dilanjutnya: eh
sepertinya suaminya B lagi keluar kota tuh. Ada apa ya kok A datang ke
rumah B padahal suaminya lagi keluar kota. Nah sampai titik ini mulai
muncul dugaan (karena ada kata sepertinya). Kemudian ketika melanjutkan
dengan kalimat: Jangan-jangan mereka selingkuh tuh. Mulai muncul
tuduhan. Kemudian sesudah pertemuan itu, beredar berita bahwa A
selingkuh dengan B, berita ini dari C. Berkembanglah fitnah. Karena
memang faktanya tidak demikian. Bisa jadi A menitipkan bungkusan dari
istrinya untuk B, Kemudian B ini suaminya sudah pulang dari luar kota,
dan masih banyak fakta lain yang sebenarnya dalam perbincangan tadi
sifatnya masih menduga-duga. Membicarakan yang benar saja, sudah masuk
dalam ghibah, ketika tidak benar maka sudah terjerumus dalam fitnah.
Bagaimana hukumnya orang yang melakukan ghibah?
Hukumnya haram, sebagaimana firman Allah dalam QS al Hujurat:
12:”Walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma
akhiihi maytan fakarihtumuuhu wattaqullaaha innallaaha tawwaaburrahiim:
Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah
salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:”Tahukah
kalian apa ghibah itu?” Para shahabat berkata,”Allah dan RasulNya lebih
mengetahui. Rasulullah Saw bersabda: Dzikruka akhaaka bimaa yakrahu.
Ghibah adalah jika engkau menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang
tidak dia sukai.” Para shahabat berkata,”Bagaimana pendapat engkau jika
apa yang kukatakan itu ada padanya?” Rasulullah Saw bersabda,”Apabila
apa yang kau katakan ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya.
Apabila yang engkau katakan tidak ada padanya, maka engkau telah
memfitnahnya.” (HR Muslim)
Terkait dengan desas desus, apakah dikategorikan dengan ghibah atau fitnah?
Desas-desus, adalah satu berita yang belum jelas faktanya. Sehingga
membicarakan hal ini, selain kategorinya ghibah ketika memang benar
faktanya. Maka bisa termasuk dalam fitnah ketika faktanya keliru. Di
sinilah kita harus berhati-hati dan menghindari memperbincangkan atau
bahkan menghukumi suatu fakta berdasarkan desas desus. Apalagi kalau itu
terkait dengan seorang muslim. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya
Rasulullah Saw bersabda: Kullu muslimi ‘alal muslimi haraamun dammuhu wa
maaluhu wa ‘irdhuhu: Setiap muslim atas muslim yang lain haram
darahnya, kehormatannya dan hartanya. (HR.Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda kepada para
shahabat: Maukah kalian mengetahui riba yang paling besar di sisi Allah?
Mereka berkata,”Allah dan rasulNya lebih mengetahui. Rasulullah Saw
bersabda,” Sesungguhnya riba yang paling besar di sisi Allah adalah
menghalalkan kehormatan seorang muslim untuk dicemari. Kemudian Rasul
Saw membacakan firman Allah (QS al Ahzab:58):”Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.”
Orang yang tidak berusaha menjaga kehormatan saudaranya padahal ia
mampu melakukannya, berarti ia telah menghinakannya. Hadits Jabir
riwayat Abu Dawud, al Haitsami berkata:”Sanadnya hasan”, sesungguhnya
Rasulullah Saw bersabda: Seorang muslim yang menghinakan muslim yang
lain pada saat dirusak kehormatannya dan harga dirinya, maka pasti Allah
akan menghinakannya pada saat ia menginginkan pertolongan dari Allah.
Seorang yang membela seorang muslim pada saat dicemari harga dirinya dan
dirusak kehormatannya, maka Allah akan membelanya pada saat ia
menginginkan pertolongan dari Nya.
Apa yang harus dilakukan seorang muslim ketika mendengar
desas-desus? Karena khawatir bisa terperosok dalam perbuatan ghibah dan
fitnah?
Terkait dengan masalah ghibah dan fitnah ini, memang yang terpenting
adalah diri kita sendiri. Agar kita bisa menghindari perbuatan tersebut.
Secara khusus adalah melihat kepada diri kita kita sendiri, apakah kita
masih berghibah, sehingga bagaimana caranya agar kita menjauhkan diri
dari ghibah. Jadi bukan sekedar mengklaim orang lain berghibah atau
tidak, karena orang lain, biarkan itu menjadi urusan Allah. Tapi tentu
pribadi kita sendiri, semoga saja selamat dari perbuatan tersebut.
Karena desas desus adalah hal yang bisa menjerumuskan dalam ghibah dan
fitnah sekaligus, maka kita harus menghindari. Pertama bila mendengar
desas desus, maka jangan dipedulikan. Jauhilah. Anggaplah itu godaan
setan yang bisa menjerumuskan. Kemudian dalam menerima berita, sangat
sulit menerimanya dari yang bukan sumbernya. Untuk itu anggaplah desas
desus yang harus dijauhi, sehingga kita tidak terjebak dalam kesalahan.
Termasuk berita-berita infotaintmen, sebenarnya itu termasuk berita yang
kategorinya banyak yang masih desas-desus.
Apakah ada kondisi tertentu, kita dibolehkan membicarakan orang?
Ada hal tertentu, dimana para ulama membolehkan ghibah.
Yakni karena
enam alasan:
(1) mengadukan kezhaliman
(2) menjadikan ghibah sebagai
jalan mengubah kemungkaran
(3) meminta fatwa
(4) memberikan peringatan
kepada kaum muslimin dari kejahatan (Hal ini termasuk dalam kategori
nasihat),
(5) menceritakan orang yang terang-terangan melakukan
kefasikan dan bid’ah.
(6) mencari rawi dan saksi yang cacat. Ini semua
ditujukan untuk melakukan kebaikan.
Tentu harus sangat berhati-hati
karena semuanya harus dilakukan untuk kepentingan yang baik dalam rangka
menegakkan hukum syara.
Bukan yang lain, seperti mencari manfaat atau
kepentingan yang lain selain penegakan hukum syara’.
Di sinilah keimanan
dan ketaqwaan yang kuat harus melekat pada diri setiap muslim
Sumber: [http://mediaislamnet.com/2010/02/gosip-ghibah-desas-desus-dan-fitnah/]
Yato cah Kotayasa.. Lugu, Cupu, Belagu, seDikit Lucu.. Gak Mudah Di Tipu !
JUJUR SAJALAH..
Tentang KEBENARAN.. Dari pada saya masih ragu lebih baik aku bilang tidak tahu..!!!
Be your self
Keberanian untuk jujur trhadap diri sndiri, mmbuat kita mjd pribadi yg utuh dn trhindar dari konflik dlm diri.
Mari Berbagi !!!
sSeorang dinilai bkn dr apa yg tjd padanya, ttapi bgmn responnya trhadap setiap kjadian yg menimpanya..
19 Des 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar