2 Jul 2012

Konsep Berbakti Kepada Orang Tua Dalam Islam

Agama Islam memposisikan orang tua sebagai sosok yang harus diutamakan dan dihormati. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah keluarga.
Orang tualah yang akan membawa keluarga akan masuk surga atau masuk neraka.
Allah SWT memberikan karunia kepada keduanya berupa hadirnya buah hati dari cinta mereka, anak-anak yang lucu dan merupakan erhiasan yang sangat berharga, amanah yang dititipkan-Nya. Kedua orang tua berkewajiban untuk mendidik, mengasuh dan melindungi permata hati untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan agama.
Berbakti kepada orang tua adalah hal yang sangat dianjurkan, bagaimanakah konsep berbakti kepada orang tua dalam islam? berikut ulasan bagaimana seharusnya kita berbakti kepada orang tua kita.

Berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan berbuat baik kepada orang tua yang dilakukan sampai ia dewasa dan mandiri.
Ada hadist yang menyatakan:
الجنة تحت اقدام الاء مهات
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu”
Surga di bawah telapak kaki Ibu adalah ilustrasi yang berarti salah satu sarana untuk mengantar seseorang masuk ke surga. Karena orang tua adalah sarana terdekat untuk dapat masuk ke dalam surga, karena Ridhanya Allah ada pada ridhanya orang tua. Hal ini tentu dalam batasan yang dibenarkan oleh agama.
Dasar hukumnya:
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال النبي ص م : رغم انف ثم رغم انف ثم رغم انف قيل
من يا رسلول الله قال : من ادرك ابويه عند الكبر احد هما كليهما فلم يدخل الجن
“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Saw bersabda: “Rugi, rugi, dan rugi (menyesal)”. Ditanyakan: ”Siapakah dia ya Rasulullah?”, Beliau menjawab: “Dialah orang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satunya dalam keadaan sudah berusia lanjut dan renta, namun dia tidak tidak berbakti. Maka dia tidak masuk surga”.(HR. Muslim)
Jalan yang benar dalam menggapai ridha Allah melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Quran, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Sedangkan ‘uqiqil walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan “ah” atau “cis”, berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar, seperti memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu dan menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan, tidak bersilaturrahmi, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin.
Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa’ ayat 36:
QS annisa 36
“Dan beribadalah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”.(An-Nisaa’:36)
Dalam Al-quran juga di jelaskan:
QS alisraa 24
“ Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Ya Allah kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil”.( Al-Israa’ :24).
Dalam surat al-‘ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:
QS alankabuut 8
“Dan kami wajibkan kepada manusia agar(berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(Al-‘ankabuut:8)
Pada kisah yang dibawakan oleh Atha’ bin Yasar dari ibnu Abbas Ra, ia kedatangan seorang laki-laki yang bertanya: “saya telah meminang seorang perempuan, lalu ia menolak pinangan ku itu. Kemudian dating orang lain meminangnya, ternyata ia menerima penangan itu. Saya sangat sakit hati dan benci melihat sikapnya, lalu saya bunuh dia. Apakah masih ada jalan taubat bagi saya? Ibnu Abbas bertanya: “apakah ibumu masih hidup?”“tidak”, jawab orang itu. Lalu Ibnu Abbas berkata: “bertaubatlah langsung kepada Allah dan bertaqarrublah kepada-Nya dengan sekuat tenagamu”. Selanjutnya kata Atha’, saya bertanya kepada Ibnu Abbas, mengapa dia bertanya tentang ibunya? Ia menjawab: “saya tidak pernah tahu pekerjaan apa yang paling dekat dengan Allah, kecuali berbakti kepada ibu”. (Riwayat Al-Bukhari)
Dari Tsauban Ra. Bahwa Rasul bersabda: “Sungguh adakalanya orang itu dipersempit rejekinya karena dosa yang diperbuatnya, dan tidak ada yang dapat menolak takdir selain dari doa dan tidak ada yang dapat memenjangkan umur selain Al-Bir, berbakti kepada ibu-bapak”. (riwayat Ibnu Majah) Keberkahan bagi orang yang mengabdi kepada orang tua akan mudah diberi, hal ini sesuai dengan hadis Rasul: “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu-bapaknya dan memelihara silaturahmi”. (H.R. Ahmad)
Namun sayang sekali, bahwa fakta yang ada sekarang ini masih jauh dari apa yang diharapkan dan diperintahkan dalam Al Qur’an, dimana wujud berbaktinya anak kepada orang tua secara umum hanya ditunjukkan ketika datang Hari Raya dan atau ketika orang tua sedang menderita sakit. Padahal semestinya, seorang anak harus memahami benar dan mau menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap orang tua, mengingat bahwa suatu saat hal itupun akan menjadi haknya manakala ia telah menjadi tua yang lemah dan membutuhkan perawatan dan perhatian.
Jika anda adalah orang tua yang menginginkan anak-anak anda kelak berbakti pada anda, maka berbaktilah kepada orang tua anda. Sering-seringlah menemuinya, atau setidaknya sering-seringlah berkomunikasi dengannya, menanyakan kondisinya dan memberi bantuan apabila mereka memerlukan. Do’akanlah mereka, setidaknya setiap selesai sholat lima waktu, mintakan ampunan atas dosa-dosanya dan mintakan supaya mereka ditempatkan diantara orang-orang yang shalih.
sumber : internet

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK