"Kamu anak besar dan harus memberi contoh adikmu" atau kamu sudah
besar, kamu harus mengalah".
Sering kali kita mengungkapkan kalimat itu
disebabkan budaya yang telah ada turun temurun.
Padahal jika
diperhatikan kalimat cenderung akan memberikan dampak buruk bagi
perkembangan si anak, baik kakak ataupun sang adik.
Dengan meminta si sulung memberikan contoh bagi sang adiknya, maka si
sulung merasa terbebani. Mengapa? "Si sulung kan tengah menjalani
proses tumbuh dan berkembang. Jadi aneh jika orangtua meminta sang kakak
menjadikan contoh bagi sang adik,"
Seharusnya, kata kalimat di atas, yang menjadi contoh ya orangtua, bukan anak.
"Kalau anak diberikan tugas semacam itu akan membuat anak harus
berwibawa di depan adiknya. Enggak boleh ini enggak boleh itu,"
Kebiasaan orangtua yang mengatakan anak yang besar harus mengalah,
juga bukan cara yang tepat untuk membentuk anak hebat.
"Jangan selalu
anak kecil atau bungsu selalu menang dibandingkan kakaknya. Yang
dilakukan orangtua adalah memperhatikan konteks masalahnya,"
Kalau masalah itu memang disebabkan sang adik yang salah, mereka
diajarkan untuk memperbaiki kesalahannya. Demikian juga sang kakak.
Kalau yang besar selalu mengalah, ia tidak mempunyai daya untuk
mempertahankan pendapatnya.
"Si kakak selalu bilang udah deh saya yang mengalah, itu bahaya,
nanti si kecil ingin selalu menang sendiri. Ini tidak bagus,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar