Maaf kalau judulnya terkesan frontal....:D. Saya tidak bermaksud apa-apa lho. Disini saya mengakui cukup salut dengan kemampuan yang dimiliki oleh PROVOKATOR.
Kenapa??! ___Sebelum saya jawab, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu definisi dari provokator.
Kata provokator berasal dari kata
provokasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1108) mengartikan
provokasi sebagai perbuatan untuk membangkitkan kemarahan; tindakan
menghasut; penghasutan; pancingan.
Itu berarti bahwa provokator adalah
pembangkit kemarahan, penghasut, dan pemancing.
Tap jujur bae,,Menurut saya mereka adalah orang yang
berKUALITAS dan di ATAS RATA-RATA.
Saat orang lain memandang negatif
terhadap provokator, saya malah memandang positif,
(jika ia menghasut ke arah perbaikan2_maksude!!!).
Saya katakan mereka
berkualitas dan di atas rata-rata karena mereka dapat mempengaruhi atau
menghasut orang lain dan membuat orang lain melakukan apa yang dikatakan
oleh provokator.
Kalau hanya orang yang “biasa-biasa” saja, apakah mungkin mempengaruhi orang lain?
Karena mereka bekualitaslah, maka mereka dapat memprovokasi orang lain.
Kalau hanya orang yang “biasa-biasa” saja, apakah mungkin mempengaruhi orang lain?
Karena mereka bekualitaslah, maka mereka dapat memprovokasi orang lain.
Tapi sayangnya mereka menggunakan
“kualitas” mereka itu untuk hal yang kurang baik(menurut definisi dari
KBBI).
Contoh lain: Seorang JOKI test TOEFL. Joki adalah orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam bahasa Inggris.
Contoh lain: Seorang JOKI test TOEFL. Joki adalah orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam bahasa Inggris.
Tapi mereka
"jual" kemampuan untuk joki test kepada orang lain.
Mereka turut melakukan
tindakan curang. Contoh positif kemampuan dari provotakor: mempengaruhi
calon pembeli untuk membeli barang(cuma kadang mereka sedikit mengada-ada atas barang dagangannya). dan sebagainya lah..
Andaikata kemampuan provokator
(kemampuan menghasut) dapat digunakan untuk hal yang positif, mungkin
bukan provokator lagi namanya.
(Bingung juga kenapa saya bisa berpikir seperti itu dan mendapat ide tulisan kayak gini? :D)
Mas/Mbak Bro…
Sebuah niat mengajak orang untuk menuju kabaikan adalah hal yang sanggat bijak..
Seperti saat kita menolong atau membantu seseorang yang kesusahan ataupun musibah itu sanggat mulia…
Akan tetapi bila dalam kondisi kita mengajak kebaikan tiba tiba ada
suatu kejadian yang tidak di inginkan trus akhirnya kita pun di sebut provokator(dari mereka yang tidak suka sama perbuatan kita, Astaghfirrr)
Ternyata mudah sekali orang mengucap ataupun menuduhkan provokator..
Bukanya provokatar itu mengajak sekelompok orang tuk berbuat jelek ataupun kalau di sini berbuat rusuh..
Sekarang bagaimana menentukan sikap saat ada suatu kejadian…???
Padahal kejadian di depan mata kita… haruskah kita tutup mata, tutup telinga.."cuwwwek BEBEK ?!!" (Jawabane ada di dalam hati kita kalee yah... hemmm)
Jika ada salah, mohon di koreksi.. heheeee
Monggo di beri masukan.
Wassalam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar