3 Jan 2013

Pelacur.

Ketika cinta melacurkan diri..
Ketika bibir menggadaikan kesucian Tuhan..
Ketika kaki dinodai debu moksa yang hancur..
Ketika tangan sudah pasrah di jiwa lelaki..
 
 
Ketika mata sudah hanyut dalam frekuensi getaran nafsu..
Ketika telinga tunduk pada buaian permata dunia..
Ketika hati sudah tak selaras lagi dengan bejana jiwa..
Ketika otak sudah menafikkan tanganNya..
 
 

 
Ketika irama cinta menjadi candu jiwa..
Ketika melihatnya seperti menjamah padi..
Ketika ada di dekatnya seperti tiada lagi ada batas antara kulit dan tulang..
 


Ketika aku merasa dia adalah aku
Aku berasal dari rusuknya
Aku tercipta dari rusuknya
Aku ada di sendi-sendi tulangnya
Di tiap ligamen dalam tulang dadanya
 
 
 

 
Aku seperti pernah melihatnya sebelum aku ada
Aku merasa dekat
Aku seperti dimantrai
Aku merasa dia
Aku merasa aku hanyut dalam darahnya
Aku terbawa arus pikirannya
Dan terhempas dalam pantai yang kering dan penuh kotoran

Aku ingin halal baginya
Aku ingin halal untuk disentuhnya
Aku ingin malaikat tersenyum bila aku masuk dalam getaran hasratku padanya
Aku ingin menyempurnakan setengah tiangku
Aku ingin menghabiskan malam-malamku denganNya bersamanya
Aku ingin menatapnya tanpa ada keraguan akan keadaanku di akhirat
Aku ingin masuk ke jiwanya melalui kedua bola matanya
Aku ingin ketika senyumku jadi indah baginya
 
 

Tapi aku..
Hanya bisa tersenyum..
Menjalankan imaji otakku..
Merasakannya dalam intuisiku..
 
 
Kemudian..
Menangis. Mengiba.
Meronta. Menghela..
 
 
Kembali menangis!
Aku hanya bisa menangis!
Aku bingung harus bagaimana ?
 
 
Aku bingung merasakannya!
Aku ingin jadi gula dalam tiap dahaganya akan manisnya gula
 
 
Aku ingin HALAL baginya
 
Apa mungkin dia.. 
 
Dia yang ketika umurku tiga bulan dalam kandungan
 
Ditiupkan bersamaan dengan pertanda kematianku?
 
 
Diakah jodoh yang ditiupkan bersamanya?


Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK