“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan
dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa
yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan
Maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. An
Nisa:74)
Subhanallah walhamdulillah, Maha benar Allah yang
menurunkan Al Qur'an sebagai petunjuk dan cahaya yang terang benderang,
dengan panduannya seorang mu'min menghabiskan umurnya. Sebaliknya orang
yang dalam hatinya ada penyakit dan keraguan tidak ada tempat untuk
bersembunyi dari ayat-ayat yang menjelaskan kedustaannya bahkan mereka
sangat menghawatirkannya.
Allah Ta'ala berfirman:
يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ
عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ
اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ . سورة التوبة:74
Artinya: “Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap
mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati
mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap
Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu
takuti itu.” (QS. At Taubah:64).
Diantara ayat yang membongkar kedustaan kaum munafik adalah ayat-ayat jihad, sangat beragam diantara mereka setelah mendengarkannya, mulai dari yang pura-pura tidak memahami, memalingkan makna bahkan mereka tidak ragu menolaknya. Abu Yahya alliby Rohimahulloh Berkata, "Jika anda memliki niat untuk berjihad maka itu baru mengeluarkanmu dari sifat nifak, tidak terbukti beriman jika niat itu tidak direalisasikan dengan amal yang nyata."
Diantara ayat yang membongkar kedustaan kaum munafik adalah ayat-ayat jihad, sangat beragam diantara mereka setelah mendengarkannya, mulai dari yang pura-pura tidak memahami, memalingkan makna bahkan mereka tidak ragu menolaknya. Abu Yahya alliby Rohimahulloh Berkata, "Jika anda memliki niat untuk berjihad maka itu baru mengeluarkanmu dari sifat nifak, tidak terbukti beriman jika niat itu tidak direalisasikan dengan amal yang nyata."
Firman Allah Ta’ala dalam surat An Nisa’:74 di atas diawali tiga ayat
sebelumnya, dimana Allah Ta'ala perintahkan kepada orang mukmin untuk
senantiasa siap siaga untuk menghadapi musuh dan menceritakan keadaan
kaum munafik.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا
حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا (71) وَإِنَّ
مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ
أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا (72)
وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ
بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ
فَوْزًا عَظِيمًا.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan
majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah
bersama-sama!. Dan Sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat
berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah
ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya
karena saya tidak ikut berperang bersama mereka. Dan sungguh jika kamu
beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah Dia mengatakan
seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan
dia: "Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat
kemenangan yang besar (pula).” (QS. An Nisa’: 71-73)
Setelah Allah Ta'ala singkap tabir rahasia dan kebiasaan kaum munafik yang selalu menyembunyikan kekufuran manakala di tengah kaum muslimin dan keberatan dengan turunnya ayat-ayat jihad, yang demikian itu tidak lain kecuali karena tidak ada dalam diri mereka keimanan dan mereka lebih menukar ni'mat dien dengan kesenangan dunia yang sangat sedikit. kemudian Allah Ta'ala perintahkan kepada kaum mukmin untuk berjihad di jalanNya dengan firmanNya.
Setelah Allah Ta'ala singkap tabir rahasia dan kebiasaan kaum munafik yang selalu menyembunyikan kekufuran manakala di tengah kaum muslimin dan keberatan dengan turunnya ayat-ayat jihad, yang demikian itu tidak lain kecuali karena tidak ada dalam diri mereka keimanan dan mereka lebih menukar ni'mat dien dengan kesenangan dunia yang sangat sedikit. kemudian Allah Ta'ala perintahkan kepada kaum mukmin untuk berjihad di jalanNya dengan firmanNya.
فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا
عَظِيمًا. سورة النساء:74
Artinya: “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan
dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa
yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan
Maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. An
Nisa:74)
Imam Al Qurthubi berkata tentang ayat ini, Khitob ayat ini untuk kaum
mukmin yaitu hendaknya mereka memerangai orang kafir di jalan Allah
Ta'ala. Kemudian Allah Ta'ala mensifati Kaum mukmin dengan:
يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ
Di mana mereka menjual dan mencurahkan seluruh harta dan nyawa di jalan
Allah Ta'ala dengan mengharap kehidupan dan pahala akhirat, sedangkan
kaum munafik mempunyai sifat sebaliknya, mereka sangat berat untuk
berniyat apalagi menghabiskan seluruh harta dan nyawanya. Sekalipun
mereka melakukannya pasti mereka menyertainya dengan riya’ sehingga
jadilah apa yang mereka nafkahkan dijalan Allah Ta'ala sesuatu yang
sia-sia belaka dan menjadi sesuatu yang sangat mereka sesalkan. Seorang
mujahid memuji saudaranya yang berjihad dan dikaruniai syahid dengan
"بَاعَ الْحَيَاةَ وَالْفُرْصَةَ لِلهِ وَاللهُ إِشْتَرَاهُ"
Dia menjual kehidupan dan waktunya kepada Allah dan Allah membelinya
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآَنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ
مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ
وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,
dan Itulah kemenangan yang besar.” (At Taubah:111)
Imam At Thobary menjelaskan firman Allah dalam surat An nisa: 74,
“Merupakan perintah dari Allah Ta'ala kepada kaum mukmin untuk berjihad
melawan musuh-musuhnya dari orang kafir bagaimanapun keadannya nanti
baik menang atau kalah dan mewaspadai kaum munafik yang ikut dalam jihad
melawan orang musyrik apapun keadaannya pasti mendapatkan derajat yang
sangat tinggi dari Allah Ta'ala. Hendaknya berperang di jalan Allah
maksudnya berperang membela dien-Nya, mendakwahkanya dan melaksanakan
perintahnya termasuk mensikafi orang kafir dengan memeranginya, adapun
orang yang menjual kehidupan dunia dengan akhirat maksudnya adalah yang
menjual kehidupan dunia mereka dengan pahala akhirat dan apa yang Allah
Ta'ala janjikan bagi yang mentaatiNya, dan mereka menjual kehidupan
dengan cara menginfakkan harta mereka untuk mencari ridho Allah Ta'ala,
seperti menjihadi yang diperintah untuk diperangi dari musuh-musuhnya
atau musuh diennya dengan mencurahkan seluruh kemampuannya, maka Allah
Ta'ala mengkabarkan dengan firmanNya
وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: “Dan barangsiapa berperang untuk membela dien Allah dan
meninggikan kalimat-Nya, kemudian terbunuh oleh musuhnya atau menang
maka Allah Ta'ala akan menberikan kepadanya derajat dan pahala yang
tinggi"
Maha benar Allah Yang tidak menyelisihi janjiNya, tapi apakah kita
termasuk kaum yang bersyukur? Tidak ada yang bisa menjadikan seluruh
hidupnya dari awal sampi akhir baik kecuali mujahid, seluruh waktunya
dihabiskan untuk meraih pahala baik terbunuh atau menang. Demikianlah,
sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Anas Attoify, “Maka bersegerahlah
menyambut seruan Ilahi untuk berjihad di jalanNya, jika terdapat di
dalam hati rasa berat maka terbukti kita menjadi kaum munafik dan tidak
menunjukan jalan bagi kaum yang fasik.”
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar