Dalam sebuah hubungan, pertengkaran memang tidak bisa dihindari. Jika
tidak hati-hati, masalah kecil akan menjadi besar.
Untuk menghindari
hal yang tidak diinginkan, simak tips mendinginkan suasana ini.
1. Tenang.
Ambil jeda waktu beberapa menit ketika
muncul perasaan ingin ‘meledak’. Anda bisa pergi ke ruangan lain dan
lepaskan ‘ledakan’ itu di sana. Bila perlu, ambil waktu lebih panjang.
Setelah tenang, temui kembali pasangan dan selesaikan masalah dengan
kepala dingin.
2. Hindari Kata ‘Selalu’ Dan ‘Tidak Pernah’.
“Kamu
selalu begitu” atau “Kamu tidak pernah mengerti perasaanku”. Ucapan ini
sering terlontar ketika kita marah pada pasangan. Padahal, penggunaan
kata-kata ini akan semakin memperuncing pertengkaran. Hindari ucapan
tersebut atau coba katakan lebih spesifik dan jelas.
3. Stop Berultimatum.
Apa pun masalahnya, pertengkaran bukan akhir
sebuah hubungan. Jadi, jangan mengeluarkan ultimatum atau
mendeklarasikan hubungan Anda telah berakhir. Fokuskan perhatian pada
inti masalah. Jangan biarkan diri Anda terbawa suasana.
4. Jangan Katakan “Aku benci Kamu”.
Apa pun yang
Anda rasakan saat bertengkar, jangan pernah sekali pun mengeluarkan
ungkapan benci. Apalagi jika sebenarnya Anda tidak bermaksud seperti
yang Anda katakan. Ungkapan seperti, “Aku benci kalau kamu bersikap
seperti itu”, akan lebih enak didengar dibandingkan “Aku benci padamu”.
5. Toleran.
Taktik bagus untuk menenangkan dan
mendinginkan suasana adalah dengan berkata lembut dan halus pada
pasangan yang sedang ‘panas’ hati. Bersikaplah lebih toleran, sabar dan
tempatkan diri Anda di posisinya. Jika Anda tak pernah melakukan hal ini
pada pasangan, jangan harap dia akan berbuat sama pada Anda.
6. Jangan Akhiri Pertengkaran Dengan Pertengkaran.
Maksudnya, jangan mengomentari pertengkaran yang telah lewat secara
berlebihan. Tidak penting siapa yang mulai menyela atau berteriak, jika
Anda dan dia telah setuju dan berdamai. Hentikan tindakan atau ucapan
yang dapat menyulut pertengkaran baru.
7. “Maaf”.
Kata ini memang memiliki kekuatan magis
yang besar dan bekerja sangat baik dalam menyelesaikan pertengkaran.
Mintalah maaf kalau pernah berlaku tidak baik selama pertengkaran, meski
Anda merasa tidak bersalah dalam pertengkaran tersebut.
***********
Selama ini, itulah yang aku praktekan. tapi tetap saja kadang tidak
berjalan dengan baik. apalagi untuk hubungan jarak jauh yang tidak
memungkinkan kita menatap langsung wajah maupun matanya. sehingga tidak
begitu jelas binar matanya sedang kecewa, sedih atau apa.
yang paling sulit adalah poin DUA. pertengkaran acapkali karena
perilaku yang berulang. jadi otomatis mulut akan bilang, kamu selalu
begitu, tidak pernah mau tahu bla bla bla…ternyata kata-kata ini
terbukti mnambah runyam keadaan. Yang timbul adalah egoisme, merasa
PALING..dicari siapa yang paling sering mengalah atau menderita.
muncullah sifat membandingkan…padahal di hati mah udah kepengen banget
baean, tapi mulut nyerocos kaya cabe rawit

selama =bersitegang= alhamdulillah belum pernah keluar kata-kata
seperti aku benci kamu. aku memakai logika yang dibalik, seperti aku
begitu karena aku sayang kamu lho…aku seperti ini karena ekspresi rindu
yang besar buat kamu, misalnya seperti itu. seseorang pernah berkata,
rindu membuat hubungan menjadi rentan. maksudnya sih kangen tapi
munculnya jadi merasa kurang diperhatikan, terjadilah ngambek. padahal
kan awalnya positif ya, rindu yang lahir dari perasaan cinta eh malah
jadi jengkel. aku boleh dikatakan nyaris tidak pernah bertengkar lalu
mengeluarkan kata benci soalnya, memang tidak ada yang layak dibenci
dari dia. sekalipun ada, bukan prinsip…apalagi jika punya pasangan yang
juga sangat menghargai kekurangan. pasti mulut akan lebih hati-hati soal
kata benci membenci
Kesulitan yang sampai sekarang masih kerap belum teratasi
adalah…bersikap toleran. minta maaf udah, tapi si dia masih ngambek,
moodnya belum kembali seperti semula. padahal pilihan katanya udah
lembut banget. berasa ngobrol sama dinding yang dingin dan angkuh.
ujung-ujungnya paling cuma bisa nangis…bingung soalnya mau digimanain
lagi, diajak ngobrol jawabannya masih seputar “hem”, “iya”,” nggak”,
“nggak tahu”, “begitulah”, pendek-pendek banget, sedangkan hati udah
pengen cepet-cepet adem…kalau nggak sabar dan nggak tahan sih pengen
teriak…mau lo apaaaa hehe…tapi nggak lah…harus tetap bisa menahan sekuat
hati…karena dia sebenarnya sudah tidak marah, cuma sulit bersikap biasa
lagi aja. percaya saja bahwa perasaanya tidak berubah, si dia tetap
mencintai kita, hanya sedang tidak suka dengan salah satu sikap kita.
dengan begitu, kata putus, cerai, bubar, bisa dihindari. kalau kata
salah seorang teman ketika melihat ada pertengkaran adalah “Lha wong
cinta ya begitu” orang yang mencintai kadang cenderung bersikap
menyakiti…meski ada yang bilang juga, mencintai tidak akan
menyakiti….tapi dalam hidup itu tidak mungkin mulus terus, realistis
lah…toh memang ada batas-batas yang nggak boleh dilanggar…kalau sudah
main fisik, memang ada baiknya dipikirkan untuk bubaran saja hehe…
Setuju banget kalau bagian terbaik dari sebuah pertengkaran adalah
saat berbaikkan. Jadi, berbaikanlah. Nyatakan perasaan cinta Anda dan
peluk dia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar