21 Jun 2012

Damai Please

Dalam sebuah hubungan, pertengkaran memang tidak bisa dihindari. Jika tidak hati-hati, masalah kecil akan menjadi besar.




Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, simak tips mendinginkan suasana ini.

1. Tenang.
Ambil jeda waktu beberapa menit ketika muncul perasaan ingin ‘meledak’. Anda bisa pergi ke ruangan lain dan lepaskan ‘ledakan’ itu di sana. Bila perlu, ambil waktu lebih panjang. Setelah tenang, temui kembali pasangan dan selesaikan masalah dengan kepala dingin.

2. Hindari Kata ‘Selalu’ Dan ‘Tidak Pernah’.
“Kamu selalu begitu” atau “Kamu tidak pernah mengerti perasaanku”. Ucapan ini sering terlontar ketika kita marah pada pasangan. Padahal, penggunaan kata-kata ini akan semakin memperuncing pertengkaran. Hindari ucapan tersebut atau coba katakan lebih spesifik dan jelas.

3. Stop Berultimatum.
Apa pun masalahnya, pertengkaran bukan akhir sebuah hubungan. Jadi, jangan mengeluarkan ultimatum atau mendeklarasikan hubungan Anda telah berakhir. Fokuskan perhatian pada inti masalah. Jangan biarkan diri Anda terbawa suasana.

4. Jangan Katakan “Aku benci Kamu”. 
Apa pun yang Anda rasakan saat bertengkar, jangan pernah sekali pun mengeluarkan ungkapan benci. Apalagi jika sebenarnya Anda tidak bermaksud seperti yang Anda katakan. Ungkapan seperti, “Aku benci kalau kamu bersikap seperti itu”, akan lebih enak didengar dibandingkan “Aku benci padamu”.

5. Toleran.
Taktik bagus untuk menenangkan dan mendinginkan suasana adalah dengan berkata lembut dan halus pada pasangan yang sedang ‘panas’ hati. Bersikaplah lebih toleran, sabar dan tempatkan diri Anda di posisinya. Jika Anda tak pernah melakukan hal ini pada pasangan, jangan harap dia akan berbuat sama pada Anda.

6. Jangan Akhiri Pertengkaran Dengan Pertengkaran.
Maksudnya, jangan mengomentari pertengkaran yang telah lewat secara berlebihan. Tidak penting siapa yang mulai menyela atau berteriak, jika Anda dan dia telah setuju dan berdamai. Hentikan tindakan atau ucapan yang dapat menyulut pertengkaran baru.

7. “Maaf”. 
Kata ini memang memiliki kekuatan magis yang besar dan bekerja sangat baik dalam menyelesaikan pertengkaran. Mintalah maaf kalau pernah berlaku tidak baik selama pertengkaran, meski Anda merasa tidak bersalah dalam pertengkaran tersebut.

***********

Selama ini, itulah yang aku praktekan. tapi tetap saja kadang tidak berjalan dengan baik. apalagi untuk hubungan jarak jauh yang tidak memungkinkan kita menatap langsung wajah maupun matanya. sehingga tidak begitu jelas binar matanya sedang kecewa, sedih atau apa.

yang paling sulit adalah poin DUA. pertengkaran acapkali karena perilaku yang berulang. jadi otomatis mulut akan bilang, kamu selalu begitu, tidak pernah mau tahu bla bla bla…ternyata kata-kata ini terbukti mnambah runyam keadaan. Yang timbul adalah egoisme, merasa PALING..dicari siapa yang paling sering mengalah atau menderita. muncullah sifat membandingkan…padahal di hati mah udah kepengen banget baean, tapi mulut nyerocos kaya cabe rawit :) 

selama =bersitegang= alhamdulillah belum pernah keluar kata-kata seperti aku benci kamu.  aku memakai logika yang dibalik, seperti aku begitu karena aku sayang kamu lho…aku seperti ini karena ekspresi rindu yang besar buat kamu, misalnya seperti itu. seseorang pernah berkata, rindu membuat hubungan menjadi rentan. maksudnya sih kangen tapi munculnya jadi merasa kurang diperhatikan, terjadilah ngambek. padahal kan awalnya positif ya, rindu yang lahir dari perasaan cinta eh malah jadi jengkel.  aku boleh dikatakan nyaris tidak pernah bertengkar lalu mengeluarkan kata benci  soalnya, memang tidak ada yang layak dibenci dari dia. sekalipun ada, bukan prinsip…apalagi jika punya pasangan yang juga sangat menghargai kekurangan. pasti mulut akan lebih hati-hati soal kata benci membenci

Kesulitan yang sampai sekarang masih kerap belum teratasi adalah…bersikap toleran. minta maaf udah, tapi si dia masih ngambek, moodnya belum kembali seperti semula. padahal pilihan katanya udah lembut banget. berasa ngobrol sama dinding yang dingin dan angkuh. ujung-ujungnya paling cuma bisa nangis…bingung soalnya mau digimanain lagi, diajak ngobrol jawabannya masih seputar “hem”, “iya”,” nggak”, “nggak tahu”, “begitulah”, pendek-pendek banget, sedangkan hati udah pengen cepet-cepet adem…kalau nggak sabar dan nggak tahan sih pengen teriak…mau lo apaaaa hehe…tapi nggak lah…harus tetap bisa menahan sekuat hati…karena dia sebenarnya sudah tidak marah, cuma sulit bersikap biasa lagi aja. percaya saja bahwa perasaanya tidak berubah, si dia tetap mencintai kita, hanya sedang tidak suka dengan salah satu sikap kita. dengan begitu, kata putus, cerai, bubar, bisa dihindari. kalau kata salah seorang teman ketika melihat ada pertengkaran adalah “Lha wong cinta ya begitu” orang yang mencintai kadang cenderung bersikap menyakiti…meski ada yang bilang juga, mencintai tidak akan menyakiti….tapi dalam hidup itu tidak mungkin mulus terus, realistis lah…toh memang ada batas-batas yang nggak boleh dilanggar…kalau sudah main fisik, memang ada baiknya dipikirkan untuk bubaran saja hehe…



Setuju banget kalau bagian terbaik dari sebuah pertengkaran adalah saat berbaikkan. Jadi, berbaikanlah. Nyatakan perasaan cinta Anda dan peluk dia!

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK