Masturbasi
atau Onani, mungkin agak tabu dibicarakan, namun ianya adalah sebuah
permasalahan yang serius dan perlu kita bincangkan, karena
banyak di
antara kalangan muda yang terjerumus ke dalam kesalahan ini, baik karena
kebodohannya, pergaulan yang rusak, maupun karena mendengar fatwa
sebagian ulama yang khilaf memfatwakan bolehnya perbuatan hina ini dalam
keadaan mendesak. Makalah ini merupakan rangkuman dari muhadloroh
Syaikh Muhammad Husein Ya’kub. Untuk itu marilah kita membicarakan empat
hal yang berkaitan dengan permasalahan ini.- Hal-hal yang menyebabkan terjerumusnya manusia ke dalam perbuatan ini.
- Hukum syar’i dari perbuatan ini.
- Pengaruh-pengaruh jelek dan merusak dari perbuatan nista ini.
- Cara-cara untuk menghindari dan menyembuhkan diri dari perbuatan ini.
Pertama : Hal-hal yang menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan ini
Ada beberapa sebab yang mungkin disebutkan di sini.
a. Sangat lalai terhadap Allah SWT, dan kebodohan terhadap dien-Nya.
Sebab
kita tidak akan membayangkan seseorang yang mengetahui akan adanya
Allah serta mengetahui sifat-sifat-Nya, bahwasanya Dia itu Samii’=Maha
Mendengar, Bashiir= Maha Melihat, Aliim=Maha Mengetahui, kemudian dia
berani untuk melakukan perbuatan ini yang memerlukan waktu, tenaga,
pengorbanan dan pengobatan. Bagaimana tidak, bukankan segala
perbuatannya akan diketahui-Nya. Sehingga dia akan malu untuk
melakukannya, dan akan memohon kepada Allah agar menjauhkannya dan
menyembuhkannya dari perbuatan ini.
Solusinya,
banyaklah berdzikir kepada Allah, dan selalu mengingat Allah di manapun
berada. Pelajarilah Sifat-sifat Allah dan renungkanlah serta yakinilah
agar kita merasa dekat dengan Allah.
b. Salah pergaulan atau pergaulan yang jelek.
Hal itu sesuai dengan hadits Rasulullah saw
المرأ على دين خليله فلينظر الناس من يخالل
Manusia akan mengikuti keyakinan temannya, maka berhati-hatilah dalam berteman…
Ketahuilah,
bahwa teman yang buruk itu akan mengakibatkan kerusakan yang akibatnya
tidak dapat dibayangkan. Apalagi jika seseorang sudah kecanduan dengan
teman yang demikian maka akan sangat susah disembuhkannya. Teman yang
buruk adalah sumber dari segala kerusakan.
Solusinya,
bergaullah dengan orang-orang sholeh, dengan orang-orang yang
menignatkan kita jika kita melanggar hukum Allah, dengan mereka yang
selalu menunjukkan kepada jalan yang diridloi Allah. Jauhilah
orang-orang yang meremehkan ajaran Islam, meremehkan sunnah Rasulullah,
mengumbar syahwatnya dan tidak menjaga marwahnya.
c. Membebaskan pandangan. Atau menyulut birahi dengan cara apapun.
Membebaskan
pandangan dengan memelototi perempuan-perempuan yang berhias
(mutabarrijaat). Kita tidak akan mengingkari bahwa perempuan yang
seperti ini akan kita temui di mana-mana, dan kemana pun kita alihkan
pandangan. Bahkan kita melihat ke atas pun akan menemuinya, baik dalam
poster maupun di balkon-balkon rumah. Lalu apa yang dilakukan seorang
bujang untuk mengatasi hal ini? Dia pulang ke rumah untuk “mengosongkan”
birahinya yang memuncak dengan cara tersebut diatas tadi. Dari sinilah
dia mulai merusak dirinya.
Solusi, berusahalah untuk selalu Ghaddul Bashor terhadap lawan jenis.
d. Ikhtilath
Ikhtilath
sekarang ada di mana saja, di jalan, di rumah, di organisasi, di kantor
dan lain-lain. Kita jangan menganggap remeh ikhtilath dengan alasan
apapun. Sebab ikhtilath membuka pintu syahwat tanpa kita sadari. Oleh
karena itu, Rasulullah saw berwasiat
إياكم و الدخول على النسـاء
Janganlah sekali- kali kalian menemui/bergaul dengan perempuan…
Kemudian ada yang bertanya, “Hai Rasulullah, bagaimana dengan Ipar…?” Rasulullah saw menjawab, “Ipar adalah kematian…”
Solusi,
jagalah diri dari ikhtilath. Jaga pergaulan dengan lain jenis, karena
sungguh tidak ada udzur untuk ikhtilath, jika menimbang akibat yang akan
ditimbulkannya
e. Pikiran kotor/ngeres.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyikapi masalah ini dengan serius, melalui tulisannya,
“…sesungguhnya pandangan itu menimbulkan rasa, rasa menimbulkan
pikiran, pikiran melahirkan syahwat, syahwat melahirkan keinginan,
kemudian keinginan menjadi tekad yang berubah menjadi sebuah perbuatan
yang pasti akan terjadi jika tidak ada yang menghalangi, karena itu
dikatakan bahwa kesabaran untuk Ghaddul Bashar lebih mudah dari
kesabaran menghadapi kepedihan yang dialami setelah membebaskan
pandangan….” Kemudian beliau meneruskan, “…dan apa yang ditimbulkan oleh lintasan-lintasan pikiran kotor lebih sulit mengatasinya..”
Renungkanlah,
ketika kita tertarik dengan lawan jenis kita kemudian wajahnya selalu
terbayang-bayang dan menjadi khayalan-khayalan yang indah, namun
tiba-tiba dia dibenturkan realita bahwa dirinya masih sendiri…. Oleh
karena itu, Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa mengatasi khayalan kotor lebih
susah dari Ghaddul Bashor, sebab untuk Ghaddul Bashor kita cukup
memejamkan mata, sedangkan khayalan adalah lautan yang tiada bertepi…
Barang siapa yang berhasil memegang khayalannya maka dia telah
mengalahkan nafsunya, tapi barang siapa yang dikuasai khayalannya maka
dia telah dikalahkan nafsunya..
Solusi, Jiwa itu selalu bekerja, jika kita tidak sibukkan jiwa kita dengan yang Haq maka ia akan disibukkan dengan yang batil.
f. Kekosongan/waktu kosong
Sesungguhnya
khayalan-khayalan ngeres merupakan produksi dari kekosongan. Salah
seorang ikhwan ketika mendengar kabar bahwa Jam Big Ben di London mulai
miring, ia merasa sangat sedih. Ketika ditanya, kenapa anda sangat
sedih. Ia menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya saya berharap dapat
meng-Islamkan Inggris, kemudian saya mengumandangkan adzan dari menara
Jam Big Ben..” Lihatlah, khayalan yang positif seperti ini akan
menyingkirkan khayalan yang kotor..
Solusi,
isilah waktu kosong kita dengan merencanakan hal-hal yang positif dan
menambah keimanan kita. Terutama dengan membaca atau menghafal Al-Quran.
Hal yang paling ampuh untuk mengatasi penyakit ini adalah, kecanduan
membaca Al-Quran. Jika syahwat mulai membara, maka siramlah dengan
bacaan Al-Quran. Ulama salaf mengatakan, “Al-Quran diturunkan untuk
diamalkan, maka jadikanlah membaca Al-Quran sebagai amalanmu…”
Hukum Masturbasi Menurut Al-Quran dan As-Sunnah
Pertama :
Sebagian ulama mengatakan bahwa masturbasi mubah jika keadaan mendesak
atau terpaksa, sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Muhammad ibn Ali
As-Syaukani. Dan ini adalah salah, dengan dalil;
Artinya : 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6.
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki;
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Mukminun:5-7)
Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya mengatakan, “Imam
Syafi’i dan mereka yang sependapat dengannya menjadikan ayat ini
sebagai dalil haramnya masturbasi dengan tangan, karena masturbasi tidak
termasuk istri ataupun budak..” Hal itu juga dengan jelas diterangkan oleh Imam As-Syafi’i dalam Kitab Al-Umm Kitab An-Nikah, Bab Istimnaa.
Imam Al-Qurthuby dalam tafsirnya mengatakan, “..jikalau
ada dalil yang membolehkan masturbasi, pasti orang-orang yang mempunyai
muruah akan menolak melakukannya karena begitu hinanya perbuatan
ini…..”
Dalil yang kedua adalah Firman Allah SWT
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
Artinya : “Dan
orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian
(diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nur:33)”
Ayat ini menunjukkan haramnya masturbasi dengan beberapa hal;
Pertama
: Bahwasanya Allah SWT memerintahkan untuk “isti’faaf” (menjaga
kesucian diri), sedangkan perintah dari Allah adalah wajib. Maka
isti’faaf adalah wajib, dan wajib menjauhi hal-hal yang menafikan
isti’faaf.
Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw
ومن يستعفف يعفه الله
Artinya : “..barangsiapa yang menjaga kesucian diri maka Allah akan menjaganya…..” (HR. Bukhari. Muslim, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Nasai, Ahmad)
Kedua
: Bahwasanya Allah mewajibkan isti’faf bagi mereka yang belum mampu
untuk menanggung biaya pernikahan, dan Allah tidak menjadikan adanya
perantara antara isti’faf dan nikah. Maksudnya, Allah tidak menjadikan
masturbasi sebagai sarana untuk ist’faf. Hal itu menunjukkan bahwa
masturbasi adalah haram. Sebab, kalau masturbasi mubah, tentu Allah
sudah menerangkannya, karena ini merupakan permasalahan penting yang
harus dijelaskan kepada umat manusia. Wajibnya isti’faf telah
diterangkan oleh Imam At-Thobari dalam tafsirnya.
Ketiga : Sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wa sallam
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج….. ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء (متفق عليه)
Wahai
para pemuda, barang siapa di antara kalaian ada yang sudah mampu maka
hendaklah menikah…….. jika tidak mampu hendaknya dengan shaum karena
shaum itu adalah benteng….
Dalam
hadits ini, Rasulullah saw menyebutkan, bahwa barang siapa yang belum
sanggup untuk menikah maka shaumlah. Dan Rasulullah saw tidak
menyebutkan masturbasilah.. Kalaulah masturbasi itu mubah, maka beliau
saw tentu sudah menerangkannya, namun beliau tidak menerangkannya, maka
itu menunjukkan haramnya masturbasi.
Sebagaimana dikatakan oleh para ahli ushul fiqh bahwa
تأخير البيان عن وقت الحاجة غير مأذون به
Mengakhirkan keterangan ketika dibutuhkan tidak diperbolehkan
Karena tugas Nabi Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wa sallam adalah menerangkan segala permasalahan. Malahan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wa sallam
memerintahkan kepada yang lebih berat yaitu shaum. Bukankah shaum lebih
berat dari masturbasi..??! Sebagaimana disebutkan di dalam Kitab
Subulus Salam
واستدل به بعض المالكية على تحريم الاستمناء لأنه لو كان مباحا لأرشد إليه لأنه أسهل
Hal itu juga sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Imam Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyyah dengan argumen yang sama.
Keempat : Hadits Nabi saw.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قلت ثم يا رسول الله إني رجل شاب وأنا
أخاف على نفسي العنت ولا أجد ما أتزوج به النساء فسكت عني ثم قلت مثل ذلك
فسكت عني ثم قلت مثل ذلك فسكت عني ثم قلت مثل ذلك فقال النبي صلى الله عليه وسلم يا أبا هريرة جف القلم بما أنت لاق فاختص على ذلك أو ذر(البخارى)
Artinya : Dari
Abu Hurairah ra dia berkata : Saya bertanya, “Wahai Rasulullah
sesungguhnya saya pemuda dan saya takut terjerumus perbuatan dosa
sedangkan saya tidak mempunyai apa-apa untuk menikahi perempuan..”
Beliau saw mendiamkan saya, lalu saya katakan seperti itu lagi, beliau
tetap mendiamkan saya, kemudian saya ketakan seperti itu lagi, belaiu
tetap mendiamkan saya, kemudian saya katakan seperti itu lagi, lalu Nabi
saw bersabda, “Wahai Abu Hurairah, Sudah tertulis semua apa yang
menjadi takdirmu, maka kebirilah atau jangan dikebiri….”
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menerangkan فاختص على ذلك أو ذر dalam hadits ini sebagai ancaman dan bukan sebagai perintah, sebagaimana firman Allah SWT,
وقل الحق من ربكم فمن شاء فليؤمن ومن شاء فليكفر
Artinya : Dan
katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir.” (QS.Al-Kahfi:29)
Seakan-akan Nabi saw bersabda, “Jika engkau tahu bahwa semuanya telah ditentukan, maka tidak ada manfaatnya al-Ikhtishaa (kebiri)..”
Dan dalam haditss lain disebutkan bahwa Rasulullah saw melarang Utsman
bin Mazh’un ra untuk kebiri ketika ia meminta izin, dan ia wafat sebelum
Abu Hurairah hijrah.
Hadits
ini menunjukkan haramnya masturbasi, kenapa? Ketika Abu Hurairah
meminta izin untuk dikebiri, kemudian Rasulullah saw mendiamkannya
sampai empat kali bertanya, kemudian Rasulullah saw mengharamkannya dan
tidak menyuruhnya untuk masturbasi, maka ini adalah dalil yang sangat
kuat. Kalau masturbasi itu boleh, tentu Rasulullah saw akan
memberikannya sebagai solusi bagi Abu Hurairah ra.
Inilah
empat dalil yang menunjukkan haramnya masturbasi, makanya hendaklah
setiap mukmin dan muslim untuk menjauhkan diri dari perbuatan ini. Jika
tidak, maka takutlah akan murka Allah SWT.
Bahaya Masturbasi
Ilmu kedokteran menunjukkan bahwa masturbasi menimbulkan beberapa penyakit, diantaranya;
Melemahkan penglihatan dan mengurangi ketajamannya yang normal.
Melemahkan
alat vital, dan menyebabkan kejantanan seseorang akan berkurang atau
hilang semuanya sehingga sifat-sifat masculin yang membedakannya dengan
perempuan akan hilang. Sehingga dia tidak bisa menikah, dan jika menikah
dia tidak mampu membahagiakan istrinya sehingga istrinya mencari
kebahagian di luar itu.
Melemahkan urat syaraf karena kelelahan.
Mengganggu pencernaan sehingga kehilangan selera makan.
Mengganggu pertumbuhan alat vital, sehingga tidak tumbuh sebagaimana normalnya.
Menyebabkan
alat vitalnya sangat sensitif dan mudah berejakulasi, sehingga dengan
sedikit sentuhan pun dia akan ejakulasi. Kalau dia menikah, akan menjadi
beban bagi istrinya.
Menyebabkan badan bungkuk sakit tulang punggung.
Merusak
sperma, sehingga sel-sel sperma yang ada kurang dari normal. Sehingga
kalau menikah, maka akan sulit baginya untuk mempunyai anak.
Menyebabkan sebagian anggota tubuh suka bergetar, seperti kaki atau tangan.
Mengurangi jatah makanan ke otak, sehingga mengurangi kepintarannya dan kecerdasannya.
Bisa menyebabkan penyakit kelamin.
Seseorang
yang sering masturbasi masa depannya akan terancam, karena dia tidak
bisa menjadi lelaki yang normal sebagaimana seharusnya.
Cara Mengobati Masturbasi
Pertama : Meminta tolong kepada Allah SWT.
Jika kita ingin menghindarkan diri dari semua maksiat maka yang pertama
kali harus dilakukan adalah meminta tolong kepada Allah SWT. Bangunklah
tengah malam dan bermunajatlah kepada Allah..
Kedua : Sabar, sebagaimana firman Allah SWT
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu (QS. Ali Imran:200)
Sebab
Allah tidak pernah memerintahkan sesuatu kecuali memudahkannya. Kalau
belum mampu menikah, maka bersabarlah. Imam Ahmad menikah pada umur 40
tahun. Namun kalau kita sudah siap untuk menikah maka jangan
ditunda-tunda. Amr bin Ash ra menikah pada umur 10 tahun dan anaknya
Abdullah ibn Amr ibn Ash pada umur 19 tahun, sebagaimana Syeikh Muhammad
Husein Ya’kub (penceramah) menikah pada umur 19 tahun.
Ketiga : Merenungkan akan nikmat di Akhirat.
Hal ini akan membantu kita untuk sabar. Sabarlah ketika kita melihat
perempuan-perempuan penebar syahwat berkeliaran di jalan. Ingatlah bahwa
apa yang Allah janjikan untuk orang-orang yang beriman di akhirat nanti
adalah lebih dari segalanya. Oleh karena itu, Ibnu Mas’ud pernah
berkata, “Jika engkau melihat perempuan yang menarik, maka
ingat-ingatlah hal-hal yang buruk pada dirinya”, hal ini berlaku juga
buat akhwat yang melihat seseorang yang gagah dan menawan…
Rasulullah saw bersabda
يتصبر يصبره الله وما أعطي أحد عطاء خيرا وأوسع من الصبر
Artinya : “…barang
siapa yang berusaha bersabar maka Allah akan memberinya kesabaran, dan
tiada orang yang diberi sesuatu lebih baik dan lebih luas dari
kesabaran…” (HR. Bukhari)
Keempat : Cepat menikah.
Kelima : Memperbanyak shaum.
Keenam : Menyibukkan diri dengan ibadah, dzikir dan membaca Al-Quran.
Ketujuh : Menjauhi segala hal yang dapat menimbulkan syahwat, seperti berbicara dengan lain jenis, melihat gambar-gambar yang tidak senonoh, berpacaran, dll.
Kedelapan : Kurangi bersenang-senang, seperti mengurangi makan, tidur dll.
Kesembilan : Mengisi kekosongan jiwa dengan membaca kitab-kitab aqidah yang akan menguatkan iman kita terhadap Allah SWT.
Jika
kesemuanya tidak berhasil, maka carilah seorang pembimbing yang dapat
mengawasi dan mengingatkan kita serta membimbing kita ke jalan yang
diridloi Allah SWT.
Semoga
Allah menjauhkan kita dari perbuatan yang hina dan menghindarkan diri
kita dari hal-hal yang haram, makruh dan syubhat.. Amiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar