“Seandainya aku mampu tidak tidur, niscaya aku tidak akan tidur
khawatir siksaan Allah menimpa di saat aku sedang tidur. Dan seandainya
aku menemukan para pendukung, niscaya aku akan menyebarkan mereka ke
seluruh dunia untuk menyerukan: Wahai manusia, takutlah api neraka!
Takutlah api neraka!”
Di antara pembentukan penting pertama yang diperhatikan Rasulullah
shallallahu’alaihi wassalam adalah kepribadian da`i yang akan mengemban
dan menyebarkan tanggung jawab dakwah. Orang pertama yang beliau
dakwahkan adalah Abu Bakar al-Shiddiq radhiallahu’anhu yang merupakan
sosok yang tidak pernah berhenti dan lelah dalam berdakwah. Bahkan,
beliaulah orang pertama yang bergerak (berharaki) menyebarkan
dakwah secara maksimal, hingga 6 orang tokoh pemuda Quraisy masuk
Islam, di samping upayanya yang besar dalam membebaskan para budak yang
masuk Islam dari belenggu perbudakan.
Sesungguhnya gerakan para shahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wassalam setelah beliau wafat merupakan bukti nyata bahwa
kepribadian yang beliau bentuk dan bina adalah kepribadian mutaharrik (pergerakan) terhadap dien yang tidak pernah diam dan beku.
Malik bin Dinar berkata:
“Seandainya aku mampu tidak tidur, niscaya aku tidak akan tidur
khawatir siksaan Allah menimpa di saat aku sedang tidur. Dan seandainya
aku menemukan para pendukung, niscaya aku akan menyebarkan mereka ke
seluruh dunia untuk menyerukan: Wahai manusia, takutlah api neraka!
Takutlah api neraka!”
Imam al-Zuhri sendiri tidak pernah merasa cukup hanya mentarbiyah
generasi penerus dan mencetak para imam hadits, bahkan be-liau keluar
terjun langsung ke desa-desa Arab untuk mengajarkan manusia.
Seorang ahli fiqih dan penasehat, Ahmad al-Ghazali (saudara Imam
al-Ghazali) masuk ke kampung-kampung dan pelosok-pelosok untuk
memberikan nasehat kepada penduduk sebagai taqarrubnya kepada Allah swt.
Taharruk (bergerak) untuk agama dengan
mengerahkan kemampuan secara maksimal dalam berdakwah di jalan Allah
subhanahu wata’ala, menegakkan syari`at dan meninggikan kalimat-Nya di
muka bumi wajib menjadi unsur asasi dalam sendi-sendi keimanan setiap
muslim. Sehingga di setiap waktunya, diapun meng-hisab diri dengan
bertanya: Apakah yang telah aku baktikan untuk agama Allah subhanahu
wata’ala?
Gelisah di pembaringannya tiada henti, tidak asyik dalam dengkuran
tidurnya, tidak nikmat dalam kemilau hidupnya. Berita-berita kaum
muslimin membuat-nya senang dan sedih. Dia terus berpikir untuk
menjalani sampainya kebenaran kepada setiap makhluk, khawatir lalai
tidak sempurna. Dia tidak hanya berpikir untuk tetangganya saja,
kawannya atau karib kerabatnya saja. Dia berpikir untuk seluruh penduduk
belahan bumi mana-pun, bagaimana memasukkan mereka ke dalam Islam.
Alangkah banyaknya kelalaian yang kita ciptakan, jika bukan karena
takut, mungkin karena lemah. Kita meminta ampun dan bertaubat kepada
Allah subhanahu wata’ala atas kelalaian yang kita perbuat. Sudah
waktunya untuk kita katakan semaksimal yang kita mampu, sebagai kaffarat
(peng-hapus) kekeliruan masa lalu dan dosa-dosa yang telah terlewat.
Tidak lain kecuali mengharap ampunan Allah subhanahu wata’ala dan
rahmat-Nya. Umur berlalu dengan cepat dan kehidupan hampir mencapai
finish-nya. Ya, memang sudah waktunya mengungkapkan seluruh kondisi kaum
muslimin dan membela Islam semaksimal mungkin dengan ungkapan tegas,
kalimat yang jelas dan amal yang lugas. Kita tidak perlu takut kepada
siapapun kecuali Allah subhanahu wata’ala. Semua terjadi menurut batas
yang diizinkan Allah subhanahu wata’ala kepada kita, bahkan Dia
mewajibkan kita untuk mengatakannya dengan hidayah Kitab-Nya dan Sunnah
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wassalam.
Negeri-negeri yang ada di belahan dunia Islam telah terperosok dalam
jurang yang dalam tanpa tepi, jurang kekafiran, kebebasan dan
kehancuran. Jika kita tidak berdiri menjadi nadzīr (pemberi
peringatan/pengingat kewaspadaan), atau tidak mengawasi mereka dari api
jahanam, tentu kita pun ikut terperosok bersama mereka, tertimpa
berbagai bencana seperti mereka, serta dosa berlipat yang akan kita
terima.
Saudarku.. simaklah baik-baik risalah berikut http://hasmijaksel.wordpress.com/seruan-kebangkitan/ Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan hidayah-Nya kepada kita, amiin
artikel: http://hasmijaksel.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar