- Anda punya jabatan, tapi fungsi dari jabatan anda dilakukan oleh orang lain
- Anda seringkali diberi tugas yang bukan kewenangan anda, sehingga orang lain yang seharusnya lebih berwenang merasa tak dihargai (baik oleh anda atau atasan anda)
- Anda merasa bingung, kenapa kebijakan yang seharusnya jadi wewenang anda, dikeluarkan oleh orang lain…
Kalau tak pernah… saya hanya bilang Alhamdulillah… berarti
anda bekerja sesuai porsi dan posisi yang diamanatkan ke anda. Kalau
jawabannya pernah, berarti anda, atasan anda atau lingkungan pekerjaan
anda harus belajar banyak dari sepakbola…
Dalam sepakbola, kemenangan adalah tujuan
utama. Kemenangan dapat diraih dengan menciptakan gol
sebanyak-banyaknya. Terciptanya gol merupakan tanda dari kemenangan atau
kesuksesan. Semakin banyak tim anda mencipta gol, maka semakin besar
peluang tim anda memperoleh kemenangan. Untuk menciptakan sebuah gol
yang berujung pada kemenangan, dibutuhkan kerja sama tim. Kerja sama
yang hanya mungkin tercipta apabila setiap individu bertindak sesuai
porsi dan posisinya saat bertanding.
Seorang kiper
bertugas menjaga gawangnya agar tidak kebobolan. Tugas utamanya tidak
mencetak gol, melainkan menepis atau menangkap bola agar gawang yang
dijaganya tidak kebobolan. Melihat fungsinya, tak heran kalau posisinya
jelas lebih banyak berada dibawah mistar gawang. Ia menjadi
satu-satunya individu yang bertahan paling akhir. Semua harapan bertumpu
pada dirinya ketika bola meliwati barisan bertahan yang ada didepannya.
Pemain lainnya pun demikian, Pemain bertahan
bertugas menjaga lawan agar tidak menguasai bola di area pertahanannya,
Menghalau bola agar tidak membobol gawang dan sesekali membantu
serangan apabila diperlukan (diinstruksikan demikian oleh pelatih).
Ingat ! Sesekali ! Tak sering-sering menyerang sehingga posisinya
terlena berada garis tengah lapangan atau di barisan depan. Individu
lainnya pun demikian, midfielder
atau pemain tengah menjaga keseimbangan tim saat bertahan dan
menyerang, sehingga tim kokoh saat bertahan dan solid saat menyerang.
Sedang pemain depan atau striker, tugasnya adalah membuka ruang serang dan yang paling utama adalah : Mencetak Gol !
Semua posisi dalam sepakbola harus
dilakukan sesuai porsi yang disepakati oleh pemain dan pelatih. Pemain
bertahan harus lebih banyak bertahan dibanding menyerang begitu pun
sebaliknya. Tak boleh seorang striker berlama-lama di jantung pertahanan
sendiri. Sebab tugasnya adalah mencetak gol, bukan bertahan. Hanya
dengan menjaga posisi dengan baik sesuai dengan porsi tugas, maka tim
tersebut akan memperoleh kemenangan. Anda bisa bayangkan kalau semua
pemain berlomba-lomba mencetak gol, termasuk kiper. Maka yang ada
bukanlah menang, melainkan kebobolan banyak gol. Bayangkan pula kalau
semua berlomba-loba untuk bertahan, hasilnya : tak akan ada gol yang
tercipta.
Anda bisa jadi akan menyangkal tulisan saya di atas dengan kalimat “Bagaimana dengan Bek yang mencetak gol ?” atau “Bagaimana dengan kiper yang bisa mencetak Gol ?”.
Dalam sepakbola, setiap individu diperbolehkan berkreativitas sehingga
gol dapat tercipta. Posisi kiper pun diperbolehkan untuk bisa mencetak
gol. Seorang Rogerio Ceni, seringkali maju dan mencetak goal untuk timnya. Ia pun menjadi kiper tersubur sepanjang masa oleh International Federations of Football History and Statistics (IFFHS).
Tapi ia bukan kiper yang terbaik. Sebab ukuran terbaik bagi seorang
kiper bukan karena sering mencetak gol, melainkan prestasinya dalam
menjaga gawang agar tidak kebobolan. Untuk yang terbaik sepanjang masa,
IFFHS memilih Gianluigi Buffon.
Mau tahu berapa banyak gol yang diciptakan Gigi Buffon selama berkarir ?
’0′ alias tak ada gol yang diciptakannya. Prestasi Buffon bermain
sesuai porsi dan posisi membawanya sebagai kiper yang diperkirakan mahal dalam bursa transfer tahun ini.
Posisi bek pun demikian. Untuk urusan mencetak gol, IFFHS menempatkan Ronald Koeman sebagai bek tersubur sepanjang massa dengan
raihan 193 gol dalam 533 pertandingan. Namun ukuran bek terbaik belum
tentu Koeman. Saya nyatakan ‘belum’ karena IFFHS sampai sejauh ini belum
membuat statistik bek terbaik sepanjang masa (Kalau anda punya datanya bolehkah saya memintanya ?). Namun saat saya mencari data bek terbaik sepanjang masa, nama Franz Beckenbauer seringkali disebut oleh sejumlah pengamat sepakbola. Hal ini didasarkan pada kemapuan Franz dalam mempertahankan wilayahnya dengan ‘sapuan’ kakinya.
Seorang Bek dihargai mahal bukan karena
kesuburannya, tapi karena kekuatan dan konsistensinya dalam menjaga
daerah pertahanan. Sampai sejauh ini Rio Ferdinand (MU)
dinyatakan sebagai bek termahal dengan harga 29, 1 Juta Pound, saat
pindah dari Leeds United ke Manchester United pada tahun 2002 (Top Skor 24 Juli 2009).
Berapa torehan gol Ferdinand saat membela Leeds ? Bersama Leeds ia
bertanding 54 kali dan hanya mencetak 2 gol. Bersama Manchester United
ia bertanding 311 kali dan hanya mencetak 7 gol. John Terry (Chelsea) adalah salah satu contoh lain bek yang dihargai mahal pada
bursa transfer tahun ini. Terry dihargai 50 juta Pound oleh Manchester
City dan diiming-imingi gaji tinggi sebesar 250 ribu pound. Sebuah gaji
yang akan membuat Terry menjadi pemain bergaji paling tinggi di dunia.
Sebuah harga yang pantas untuk seorang pemain yang konsisten dengan
posisinya dan bermain sesuai porsinya. Mau tahu torehan golnya selama
berkarir di Chelsea ? Hanya 17 gol dari 272 kali bertanding !
Menjadi Kiper atau Bek adalah posisi yang
sangat penting untuk meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan.
Konsisten pada posisi dan bermain sesuai porsi adalah kunci agar
keseimbangan tim terjaga. Mencetak gol adalah kreativitas. Bek atau
kiper sekalipun, sesekali boleh naik ke barisan depan dan mencetak gol.
Tapi kalau keliwat sering hingga melupakan posisi dan porsi sebenarnya,
maka riwayatnya sebagai kiper atau bek akan tamat. Ia akan dicatat
sebagai kiper atau bek yang sering blunder.
Posisi dan porsi sebagai pemain sepakbola
hampir sama dengan kehidupan yang berjalan ini. Mungkin lebih tepatnya
dalam berkarir/bekerja. Saat kita berposisi sebagai kiper, maka kita
harus konsisten dengan posisi tersebut. Sesekali berkreasi dengan
mencetak gol, bolehlah… Tapi jangan sampai keseringan mencetak gol dan
melupakan posisi. Itu tandanya kita sudah bekerja melebihi porsi.
Porsinya menghalau/menangkap bola, kok malah mencetak gol. Maka striker
pun jadi iri. Rasa iri membuat keseimbangan terganggu. Lalu bagaimana
solusinya kalau memang pandai mencetak gol, padahal posisi sekarang
adalah kiper ? Jawabannya satu : Komunikasi. Jangan ragu untuk bilang
sama manager atau pelatih bahwa anda bisa jadi striker. Buktikan itu
pada latihan atau pertandingan. Untuk dunia kerja, buktikanbahwa anda
layak mencetak gol saat diberi tugas sebagai ‘striker’ mewakili
perusahaan. Berusaha sebaik mungkin saat dipercaya. Hasilnya, serahkan
pada manajer, apakah memang anda layak berposisi striker dibanding
kiper.
Nah… untuk anda yang seringkali tidak
dianggap oleh atasan saat menjalankan tugas sesuai posisi, atau bahkan
porsi pekerjaan anda dilakukan oleh orang lain yang posisinya beda dan
atasan anda merestuinya. Anda sebisa mungkin mengkoreksi diri. Sebagai
contoh sederhana, anda berposisi kiper, tiba-tiba tugas menepis bola
diberikan kepada kawan anda yang berposisi sebagai bek. Bek memang tak
boleh menepis bola dengan tangan, tapi bek ini diperintahkan oleh atasan
anda untuk menepis dengan kaki dengan posisi berdiri terus-terusan
dibawah di garis gawang berdampingan dengan anda. Sehingga terkesan ada
’2 kiper’ dalam satu pertandingan, maka sudah saatnya anda mengkoreksi
diri. Sudahkah anda layak disebut sebagai kiper ? Seberapa sering anda
menyelamatkan gawang ? Sebab jangan-jangan bek tersebut diperintahkan
oleh atasan anda, karena anda sebagai kiper lebih sering maju ke depan
dengan ambisi mencetak gol, sehingga ambisi anda menjadi top skorer
terpenuhi !
Hal yang sama berlaku pula untuk posisi
lainnya. Saat diberi tugas menjadi striker, sudahkah bekerja sesuai
porsi ? Sudahkan berfungsi sebagai pencetak gol ? Apakah sudah tepat
dibilang sebagai striker ? Kalau masih sering mandul dalam mencetak gol,
lebih sering menggocek dibanding menembak ke gawang, dan lebih sering
di tengah dibandingkan berada di dekat bek lawan. Maka anda harus maklum
kalau manajer semakin tak percaya dengan kemampuan anda.
Kalau memang anda sudah merasa melakukan
apa yang sesuai dengan porsi dan posisi anda dalam pekerjaan, dan anda
tetap tak dipercaya. Maka yang dibutuhkan hanyalah komunikasi dan
ketegasan. Katakan pada manajer bahwa tidak perlu ada dua kiper dalam
satu pertandingan. Cukup satu, dan katakan kalau memang anda sudah tak
dipercaya, maka lebih baik anda mencoba posisi lain atau pindah ke tim
lain ! Saya tahu bahwa ini lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan.
Namun dalam hidup, perbuatan dan ketegasan sangat perlu untuk meyakinkan
seseorang akan kemampuan kita.
Manajer dan pelatih pun bukan berarti tak
bisa salah dalam porsi dan posisi. Manajer yang baik, tidak akan
menciptakan suasana tim menjadi keruh. Kalau ia mengutak-ngatik sesama
bek atau kiper, hal ini masih dimaklumi. Tapi kalau ia memposisikan bek
sejajar dengan kiper dalam sebuah pertandingan, maka ia akan
dipertanyakan kemampuannya menciptakan keseimbangan dalam tim untuk
mencetak gol dan meraih kemenangan (baca: kesuksesan)
So’ Berbuatlah sesuai porsi dan posisi, maka anda akan dihargai lebih mahal…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar