26 Apr 2013

Lebih Baik Diam Saat Marah ?!!

Sumber Foto


Untuk "Marah" yang lebih baik..
Marah merupakan keadaan dimana terjadi sikap yang berasal dari akumulasi emosi yang tidak stabil. Seperti halnya dalam hukum termodinamika, dalam gejolak jiwa manusia ada suatu nafsu yang memiliki sifat seperti entropi.
Third law of Thermodynamics : As a system approaches absolute zero the entropy of the system approaches a minimum value [1]
Ketika wadah yang kita miliki tidak kuat lagi menahan entropi yang begitu besar maka energi harus disalurkan ke luar sistem agar wadah lebih stabil. Manusia mengeluarkan entropi negatifnya dalam bentuk marah.
Ketika dalam keadaan marah, saya lebih memilih untuk diam, meredam kemarahan, berfikir rasional, dan menghindari penyebab kemarahan tersebut. Menurut saya, hal ini lebih baik untuk diri kita. Kenapa?
  1. Dalam keadaan marah, kita tidak sepenuhnya bisa menyalahkan penyebab kemarahan tersebut. Dalam setiap marah yang terjadi dalam diri kita perlu disadari bahwa kesalahan kita adalah kurangnya wadah yang cukup untuk menampung entropi yang besar. Padahal, semakin besar sistem, semakin kuat sistem, maka peluang lonjakan amarah akan semakin besar. Pergunakan momentum amarah untuk memperkuat diri, introspeksi dan memperkuat dan memperbesar wadah amarah yang kita miliki.
  2. Marah akan lebih berguna apabila disalurkan dalam bentuk marah yang baik. Marah yang tertata. Marah yang tidak emosional. Utamakan melampiaskan amarah untuk perbaikan diri kita, orang lain maupun lingkungan dan bukan untuk memberikan hukuman, karena hanya Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Adil dan Maha Mengadili. “Hanya yang tidak berdosa yang boleh merajam” dan tidak satupun manusia di dunia ini yang tidak pernah berdosa.
  3. Ketika terlalu banyak emosi yang berperan dalam kemarahan, fikiran akan teralihkan oleh kekuasaan akan marah. Terdapat anggapan bahwa kemarahan adalah tanda kejantanan, harga diri tinggi, dan keberanian. Hal tersebut tidak berdasar dari kebenaran melainkan perbudakkan diri kita oleh nafsu amarah kita sendiri. Walaupun anggapan-anggapan ini mau tidak mau pasti ada di dalam diri kita masing-masing karena hal ini merupakan hal yang manusiawi bukan berarti kemarahan boleh dimanusiakan. Jangan biarkan kemarahan mengelabuhi diri kita.
Terdapat anjuran-anjuran dalam Al-Qur’an dan Hadits dalam mengatasi kemarahan [2].
  • “Aku mengetahui satu kalimat seandainya dia ucapkanniscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada dirinya, seandainya ia membaca: “Aku berlindung pada Allah dari syaitan” niscaya hilanglah amarahnya”. [HR.Bukhari - Muslim]
  • “Apabila salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah dia diam”. [HR. Imam Ahmad]
  • “Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih beleum mereda maka hendaklah dia berbaringlah” [HR. Abu Daud]
  • “Marah itu adalah bara api maka padamkanlah dia dengan berwudlu”.[HR.Al Baihaqi]
  • “Penghapus setiap perselisihan adalah dua raka’at (shalat sunnah)“. [HR.Silsilah hadits shahihah]
  • “Berilah aku wasiat beliau berkata: “Janganlah marah” Beliau mengulangi wasiat itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Janganlah marah”. [HR. Bukhari]
  • “Janganlah marah maka bagimu adalah surga“. [Hadits shahih]
  • “Barang siapa yang menahan kemarahannya sedangkan ia mampu untuk melakukannya maka Allah azza wa jalla akan menyeru dia di hadapan seluruh manusia pada hari kiamat untuk dipilihkan baginya bidadari yang dikehendakinya”. [HR. Abu]
  • “Bukanlah kuat itu dengan mengalahkan musuh saat bergulat, akan tetapi kuat itu adalah orang yang bisa menguasai dirinya tatkala marah”. [HR.Bukhari Muslim dan Imam Ahmad]
“Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah
maka hati tentram”.
[QS.Ar Ra’ad:28]
“Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya,
secara sembunyi dan terang-terangan,
dan orang yang menahan kemarahan
serta memaafkan manusia,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.
[QS.Ali Imran:2:134]
“Jadilah engkau pemaaf
dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,
serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”.
[QS.Al A’raf:199]
[3]


Semangat teman-teman! Ayo kita perbaiki diri, arahkan amarah untuk ketenangan hati. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang dapat menahan kemarahan dan menjadi orang-orang yang beruntung.

Aamiin Ya Robbal ‘Alamin..

Tidak ada komentar:

 
Sumber : http://riskimaulana.blogspot.com/2011/12/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2E8tlcOjK