“Wuih! Kayaknya kalo denger kata ‘remaja’ sama kata ‘Islam’ disatuin
serasa ngeliat air sama minyak yang disatuin dalem satu gelas iya ga
sih? Dunianya satu cuman dunianya beda. Dunia remaja, ya dunia remaja.
Dunia Islam, ya dunia Islam.”
Eh, pendapat di atas bener ga sih? Masalahnya banyak orang berpendapat kayak gitu lho. Tapi masalah yang lain, pendapat itu bener ga sih?
Emang sih kalau kita lihat ‘dunianya’ masing-masing. Kebanyakan –bukan berarti semua ya– isi dunia ‘remaja’ –pake kutip– kan isinya emang agak-agak ‘frontal’ (baca: ga sama) dengan dunia Islami. Coba kita bongkar isi dunianya ya!
Dunia Remaja:
Tujuannya:
1. Mencari keeksistensian dunia.
2. Ingin dianggap ngetren, gaul dan sebagainya
3. Ga mau dianggap kuper sama temen-temennya
Misinya:
1. Memulai diri untuk biasa seneng sama ‘temen-temennya’ (adaptasi)
2. Deket sama musik-musik yang lagi ‘ngetren’ (ex.: pop, rock, indie, etc.)
3. Deket sama tontonan-tontonan ‘gaul’ (ex.: cinta-cintaan, musik, film-film bioskop yang udah tayang di TV, bola –buat cowo’–, dsb.)
4. Deket sama mode-mode baju yang lagi ‘in’ (ex.: indies, ngetat, pendek, transparan, rombeng-rombeng, kusem, dsb.)
5. On-Line, on-line, on-line, on-line. (Facebook, Twitter, YM, dll)
6. Pacaran! Hmmm.
7. Ngeceng! Jangan lupa, hehehe.
8. Nonton di bioskop, jalan-jalan ke distro, makan di resto, dll.
9. Main sama temen segeng, nongkrong di tepi jalan, dll.
10. Ngerokok, mabuk-mabukan, hippies, drugs
11. Muka kusem ga karuan; ditindik; ditato; rambut emo, allay, gimbal, dsb.
12. Ngegeng, gep-gepan, dsb.
13. Dan masih banyaaak lainnya yang pasti ga akan muat buat dimasukin semua ke artikel ringan ini
Program Kerja:
Mengalir apa adanya, ga terorganisir, yang penting mah ikutin aja segala yang lagi ngetren
Iya ga sih remaja kayak gitu? Sekarang ke dunia Islam, yuk! Kita bongkar satu-satu!
Dunia Islam:
Tujuannya:
Hanya satu: Mendapat ridha Allah swt. dengan cara beribadah kepada-Nya
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Misinya:
1. Menshalihkan diri sendiri
2. Menshalihkan keluarga
3. Menshalihkan masyarakat
4. Menshalihkan bangsa (komunitas tak terikat hukum)
5. Menshalihkan negara (komunitas terikat hukum)
6. Menshalihkan dunia serta alam semesta!
Program Kerja:
1. Mencari ilmu Islam terpercaya dari mana pun sumbernya (ustadz, tempat-tempat Islami, buku, kegiatan Islami, dll)
2. Ikut organisasi Islami (Remaja Masjid, Dewan Keluarga Masjid, dll)
3. Daaan lainnya
That’s it! Cuma itu tentang Islam. Hehehe, beda jauh ya? Hmmm, tapi iya
gitu bener kayak gitu? Sekarang kita coba tanya pendapat dari
masing-masik ‘penganut’ dunia itu untuk mengomentari satu sama lain.
Kata mereka ‘penganut’ dunia remaja:
“Iya sih, Islam itu bener, cuma gua belum bisa ngikutin nih. Nunggu tua
aja deh atau enggak kalau hidayah udah dateng ngejemput.”
Kalau kata mereka ‘penganut’ dunia Islam:
“Mmm, mereka emang ga 100% salah, cuma mereka memang harus dibenerin.
Jangan dimusuhin, justru dideketin agar dapat sama-sama merasakan
nikmatnya risalah ini.”
Riset diatas dilakukan kepada para remaja yang berbeda idealisme di kota
Bandung dengan sampel sebanyak ‘sekian’ manusia –apa sih–. Sekarang
gimana kata Sahabat? Sahabat bisa milih kan yang mana yang lebih benar
dan yang mana yang lebih menjurus ke arah yang lebih salah –maaf
bahasanya ribet–.
Emang sih dunia remaja ga 100% salah atau ga bener, tapi tau ga,
ternyata dunia remaja itu ada yang Islami lho. Singkatnya ternyata dunia
remaja dan dunia Islam bisa disatuin! Lha gimana enggak, emangkan di
dalam Islam juga ada bagian yang ngurusin masalah keremajaan
Jalan hidup remaja juga kan ada yang Islami. Coba liat kesejarah dulu
ya. Nabi Muhammad saw. waktu remaja sudah mengikut perkumpulan
anti-maksiat lho di zamannya yang padahal maksiat lagi ‘nge-tren’,
namanya Hilful-Fudhl. Itu di usia remaja!
Coba liat Usamah ibn Zaid, cucu angkatnya rasulullah saw.. Di usianya
yang masih 17 tahun, Usamah sudah dapat menjadi jendral yang memimpin
seluruh kaum muslimin ngelawan bangsa Romawi-Byzantium yang pada saat
itu adalah Negara adikuasa –kalau sekarangnya mah mungkin ‘Amerika’nya–!
Bayangkan, 17 tahun! Itu di usia remaja!
Coba liat Sultan Muhammad Al-Fatih, sultan kehilafahan Turki
Ustmani/Turki Ottoman. Di usianya yang masih 18 tahun, beliau sudah
dapat menjadi jendral yang memimpin kaum muslimin untuk menaklukan ibu
kota Byzantium, Constantin (Konstantinopel), sebuah kota yang paling
‘tak tertembus’ pada zamannya, kemudian beliau taklukan dan namanya
diubah menjadi Islambul (Istanbul)! Hmmm, bayangkan, 18 tahun! Itu di
usia remaja!
Coba liat Imam Syafi’i, imam Mahzab Syafi’i. Di usianya yang masih 13
tahun, beliau sudah menjadi seorang hafidz (hafal Al-Qur’an Al Kariim)!
Sudah dapat menjadi seorang da’i dan ilmu fikhnya sudah dipercaya oleh
ulama-ulama lain yang usaianya jauuuh lebih tua darinya. Ckckck,
bayangkan, 13 tahun! Itu di usia remaja!
Dan di zaman sekarang, alhamdulillah udah mulai muncul remaja-remaja
generasi rabbani –tapi baru sedikiiit, heu–. InsyaAllah, sekarangkan
sudah banyak Lembaga Aktivis Dakwah Sekolah/Kampus (LDK/S) yang menjamur
dimana-mana, semoga dengan itu kembali akan tercetak nama-nama
‘Muhammad’, ‘Usamah’, ‘Al-Fatih’ dan ‘Syafi’i’ lainnya –amiiin–.
So, ga ada alesan buat mereka yang remaja untuk ga meng-Islami, dong.
Coba bandingin remaja-remaja ‘penganut’ dunia remaja dengan
beliau-beliau yang telah diterangkan diatas. Dikala remaja-remaja
sekarang pacaran, rasulullah saw. muda udah ikut perkumpulan anti
maksiat! Dikala remaja-remaja sekarang ngeceng, Usamah dan Sultan
Al-Fatih muda telah menjadi seorang jendral! Dikala remaja-remaja
sekarang ngegeng, ngumpul ga jelas, ngerokoklah, mabuk-mabukanlah, Imam
Syafi’i muda telah menghafalkan Al-Qur’an!
Heu, ingin rasanya kembali melihat remaja generasi rabbani bertebaran
dimana-mana. Remaja adalah awal tonggak perjuangan-Nya, maka yup
bangkitkan remaja generasi muda yang siap serta istiqamah berada di
jalan dakwah-Nya! Berawal dari diri sendiri untuk menjalani misi-misi
Islami yang telah menjiwai. Siap? Eh, sekalian ngajak: “Ikut
Lembaga-Lembaga Aktivis Dakwah, yuk!”
Bumi Allah, 5 Syawal 1430 H – 25 September 2009 M
Annas Ta’limuddin Maulana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar